PR CIREBON - One Piece bisa disebut sebagai salah satu anime atau manga yang tersukses di dunia.
Petualangan pemuda bernama Luffy yang menjadi bajak laut untuk menemukan One Piece, berhasil memukau penggemarnya di seluruh dunia.
Melalui petualangannya sebagai bajak laut itu, Luffy diketahui telah mengalami beberapa kegagalan yang bisa dibilang tidak terlupakan dalam serial One Piece.
Dalam perjalanannya untuk menjadi Raja Bajak Laut, Monkey D. Luffy telah mengalami banyak kesulitan yang menguji tekadnya dalam mendapatkan One Piece.
Terkadang konflik yang dialaminya tersebut meregangkan karakternya dan memperlihatkan kekurangannya.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari CBR, berikut lima daftar kegagalan Luffy:
Baca Juga: Apa Itu BTS Meals? Ternyata Ini yang Paling Dicari Para Penggemar BTS Alias ARMY
1. Pemikiran sederhana Luffy
Karakter utama One Piece Luffy ini cenderung berpikiran sederhana dan sejauh ini karakter tersebut tetap bertahan dan tidak berubah.
Jika diperhatikan lebih baik, saat ini strategi Luffy dalam menghadapi masalah adalah dengan meninjunya sampai pergi.
Baca Juga: Prediksi Shio, Kamis 10 Juni 2021: Ayam Jago, Anjing, dan Babi, Beruntung dalam Keuangan
Tindakannya ini terkadang bahkan membahayakan krunya, kebiasaan untuk berpikir pendek tersebut membuatnya seolah-olah lambat memahami konsep-konsep asing baginya.
2. Luffy seringkali kalah melawan Yonkou dan Shichibukai.
Salah satu pola yang berulang di One Piece adalah bagaimana Luffy lambat beradaptasi dengan situasinya.
Dia sering kali kalah terus-menerus ketika berhadapan dengan musuh besarnya.
Hal ini terjadi sejak pertemuannya melawan Crocodile hingga Gecko Moria, dan Doflamingo hingga Big Mom dan Kaido, ini bukanlah pertarungan yang dimenangkan Luffy secara langsung.
Luffy seolah tidak memahami kemampuan lawannya dan memerlukan waktu lama untuknya agar bisa mengimbangi musuh.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Presiden Jokowi Pecat Menag Gus Yaqut?
Tentu saja tidak ada yang menginginkan Luffy untuk selalu menang dalam percobaan pertamanya.
Tetapi dari situ bisa dipahami bahwa karakter utama One Piece ini lambat dalam memahami situasi.
3. Sifat keras kepala
Sifat keras kepala yang dimiliki Luffy terkadang bisa membuatnya dalam keadaan bahaya.
Salah satu contohnya adalah kejadian yang ada di Whole Cake Island, dimana Sanji rekan Bajak Lautnya habis-habisan menendangnya dan memintanya untuk pergi.
Sifat keras kepala Luffy membuatnya terancam bahaya dengan diserang oleh ratusan anak buah Big Mom.
Dia tetap keras kepala tidak akan makan selain makanan yang dibuat Sanji (Koki), kemudian melarikan diri dari penjara dan menunggunya di tempat yang dijanjikan.
Bahkan dia hampir merobek tanganya ketika dipenjara demi bisa lolos dan bertemu Sanji.
Apabila ketika itu Sanji tidak datang, bisa dipastikan Luffy akan mati.
Baca Juga: Ramalan Shio Kamis, 10 Juni 2021: Prediksi Shio Tikus, Kerbau, dan Macan Spekulasi Bawa Keuntungan
4. Sifat impulsif
Implusifnya Luffy terkadang bisa membahayakan krunya dari masalah.
Kecenderungan Luffy untuk menyerang tanpa mempedulikan konsekuensinya seringkali memang mengagumkan, namun ini adalah sifat yang sembrono dan berisiko.
Baca Juga: WhatsApp Miliki Fitur Baru 'Flash Calls' untuk Android, Simak Cara Kerjanya
Salah satu contoh utama dari hal ini dapat ditemukan pada ketidakmampuan Luffy untuk tetap pada rencana di Wano.
Dia menghancurkan rencana berbulan-bulan, setelah dia menghadapi Kaido secara langsung yang menghasilkan kekalahan yang memalukan.
Tindakannya ini juga berisiko kepada kru lain yang ada di Wano.
Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta, 10 Juni 2021: Capricorn, Aquarius, Pisces, Musim Baru bagi Kehidupan Cinta
5. Moralitas Luffy
Warna abu-abu tidak ada dalam benak karakter utama One Piece itu.
Ketika Luffy memutuskan untuk bertindak berdasarkan moralnya, tidak masalah jika dia bertindak untuk kepentingan terbaik orang lain.
Tetapi ketika dia memutuskan untuk memukul wajah Celestial Dragon, itu jelas membahayakan seluruh krunya.
Apakah Luffy benar atau tidak dalam hal ini adalah satu hal yang tidak jelas. tetapi dia tidak berhenti untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya yang dihasilkannya.***