SABACIREBON – BANDUNG – Momentum Idul Fitri perlu dimaknai tidak hanya sebagai puncak dari ibadah puasa sebulan lamanya, melainkan juga sebagai sebuah bentuk perjuangan, demikian disampaikan Ketua Yayasan Widyatama Roeshartono pada sambutan silaturahmi Idul Fitri 1444H di Aula Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Widyatama di Bandung, Rabu (3/05).
Di hadapan seluruh unsur pimpinan dan karyawan, baik Yayasan maupun rektorat Universitas Widyatama, Roeshartono mengingatkan pula momentum Idul Fitri bukan hanya diartikan sebagai sebuah kesempatan saling memaafkan di antara keluarga dan handai taulan, tetapi juga memaafkan atas kesalahan dan kekurangan pada diri masing-masing.
Menurut Ketua Yayasan Widyatama, memaafkan diri sendiri itu harus dimaknai sebagai adanya sebuah kesadaran atas kesalahan-kesalahan dan kekurangan masing-masing individu terutama dalam melaksanakan tugas sesuai tupoksinya masing-masing.
Baca Juga: Heboh Video Seorang Pria Banting Monyet di Jakarta Utara, Aksinya Menuai Kecaman Netizen
“Memaafkan diri sendiri itu juga berarti ada kesadaran untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Jika dalam pekerjaan kita masih ada hal-hal yang dirasa tidak tepat atau belum bisa memenuhi target-target yang diberikan pimpinan, maka Idul Fitri menjadi momentum yang tepat untuk jujur kepada diri sendiri, mengakui kesalahan dan kekurangan serta berusaha memperbaikinya,” kata Roeshartono yang juga sebagai salah seorang cucu pendiri Yayasan Widyatama, Prof. Dr. Koesbandiah.
Ketua Yayasan mengajak seluruh unsur pimpinan dan karyawan termasuk para dosen agar rasa syukur atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa Ramadan itu tidak berhenti hanya disitu. “Setelah Idul Fitri kita harus terus bersyukur atas kehidupan yang kita peroleh, atas pekerjaan kita, kesehatan kita, teman-teman kita dan orang-orang dekat lainnya di lingkungan tempat kita bekerja,” tambahnya.
Roeshartono mengingatkan Idul Fitri terbukti telah melatih diri pribadi untuk selalu tepat waktu dalam menjalankan seluruh kewajiban beribadah puasa. “Sekarang, selayaknya kita terus menjaga disiplin tepat waktu itu dalam menjalankan pekerjaan, baik itu kewajiban kehadiran kerja, saat istirahat kerja, melaksanakan tugas-tugas mengajar serta dalam menyelesaikan tugas pekerjaan lainnya,” pintanya.
Baca Juga: Heboh, Karya Seni Pisang Dilakban Senilai Rp1,7 Miliar Dimakan Mahasiswa Korea Selatan
Pada kesempatan silaturahmi Idul Fitri tersebut Roeshartono juga menyampaikan terima kasih kepada para dosen, insruktur, staf pendukung dan para pejabat di lingkungan Widyatama yang selama menjalankan ibadah puasa tetap focus dan memaknai kondisi tersebut secara positif dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya.
Ketua Yayasan menyampaikan terima kasih atas capaian berbagai kegiatan termasuk peningkatan akreditasi beberapa prodi seperti Prodi Manajemen dari akreditasi “A” menjadi Unggul dan Prodi Bahasa Inggris yang memperoleh akrditasi “A”. Juga capaian dalam bentuk diterimanya Anugrah Kerjasama Diktiristek, peningkatan dan pengembangan sarana prasarana serta penobatan Aft Therapy Center (ATC) Widyatama sebagai salah satu dari dua Lembaga Pelatihan Kerja Terbaik seluruh Jawa Barat.
Seluruh capaian keberhasilan itu, dinilai bermuara dari potensi dan kekuatan sumber Daya Manusia (SDM), terutama kualitas serta profesionalitas para dosen yang dimiliki Universitas Widyatama.
Skala Prioritas
Sementara itu Rektor Unversitas Widyatama Prof. Dr. Dadang Suganda dalam sambutan silturahmi Idul Fitri tersebut menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program berdasarkan skala prioritas sebagai kegiatan utama dari Universitas Widyatama yang dipimpinnya.
Menurut Prof Dadang skala prioritas dimaksud termasuk dalam program peningkatan kualitas serta profesionalisme tenaga dosen, peningkatan dan pemanfaatan hibah eksternal, peningkatan program riset mandiri, pelaksanaan PkM melalui kolaborasi baik internal maupun eksternal dan mempertahankan status akreditasi Unggul, baik untuk Universitas maupun Program Studi (prodi).
Sedangkan pada sambutan lainnya, Ketua Pembina Yayasan Widyatama Ny. Sri Juniati mengingatkan kembali pentingnya menjaga kerjasama dan saling memahami tugas serta kewenangan masing-masing untuk mencapai tujuan yang lebih besar dari institusi Widyatama.
Baca Juga: Polresta Bogor Berhasil Ungkap Perdagangan Wanita, Korban Diimingi Gaji Rp3 Juta Perminggu
Kepada seluruh unsur pimpinan, karyawan dan para dosen Sri Juniati meminta untuk tetap mensyukuri apa yang telah dicapai di masa lalu dan memotivsi untuk terus melanjutkannya dengan semangat pembaharuan.
Acara silarturahmi Idul Fitri yang juga dihadiri mantan rektor terdahulu Dr Mame Sutoko dan Dr Islahulzaman, sekaligus diselenggakan dalam rangka peringatan 10 tahun meninggalnya Prof. Dr. Koesbandiah Abdul Kadir sebagai pendiri Yayasan Widyatama. Acara Idul Fitri ditutup dengan tausiyah dari ustadz Dr. Budi Prayitno.***