Duta Besar Afghanistan Sebut Tidak Percaya Lagi pada Pemerintah AS, Ungkap Kekecewaan pada Joe Biden

- 5 Oktober 2021, 15:57 WIB
Duta besar Afghanistan untuk AS mengungkapkan kekecewaan dan rasa tidak percayanya pada pemerintah AS serta Joe Biden.
Duta besar Afghanistan untuk AS mengungkapkan kekecewaan dan rasa tidak percayanya pada pemerintah AS serta Joe Biden. //Reuters/WANA

PR CIREBON – Duta Besar Afghanistan untuk AS, Adela Raz, mengatakan dia telah kehilangan kepercayaan pada pemerintah AS dan Presiden Joe Biden sendiri.

Dubes itu juga menambahkan bahwa Partai Demokrat tidak peduli dengan nasib wanita dan gadis Afghanistan yang ditinggalkan untuk hidup di bawah pemerintahan Taliban.

Berbicara dari kantornya di Washington, DC, Raz mengatakan kepada jurnalis Axios Jonathan Swan bahwa dia tidak mempercayai pemerintah AS setelah penarikan pasukan dari Afghanistan yang tergesa-gesa.

Baca Juga: HUT TNI ke-76, Presiden Jokowi Menganugerahkan Tanda Kehormatan pada TNI

"Saya telah kehilangan kepercayaan pada kebijakan AS, dan saya pikir mungkin kebijakan pemerintah," katanya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Mail.

Dia mengkritik pemerintahan Joe Biden karena menarik diri tanpa menegosiasikan perlindungan bagi warga Afghanistan yang rentan, seperti wanita dan anak perempuan.

Akan tetapi bukan hanya pada Joe Biden, Raz juga mengaku dia tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah orang Afghanistan bisa mempercayai presiden AS lainnya.

Baca Juga: Jika Taiwan Jatuh ke Tangan Tiongkok, Presiden Tsai Ing-wen: Akan Jadi Bencana untuk Perdamaian Asia!

“Tidak dalam waktu dekat, mungkin. Saya minta maaf untuk mengatakan itu,” ungkapnya.

Raz diangkat ke posisinya saat ini pada Juli lalu oleh mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Sejak Taliban mengambil alih, dia menolak untuk mundur atau mengakui pemerintahan baru mereka, secara efektif menjadi pengungsi di kedutaannya sendiri.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Luhut Sebut Pemerintah Mulai Memperlonggar Aturan Secara Bertahap

Raz menggambarkan perasaan telah dikhianati oleh Gedung Putih, sebuah hal yang dia klaim dimiliki oleh orang-orang Afghanistan yang tertinggal di negara itu.

“Jika Anda berbicara tentang demokrasi, saya mungkin akan mempertanyakannya dan menertawakannya,” jawab Raz saat ditanya tentang AS sebagai pemimpin kebebasan.

Penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan pertama kali diumumkan oleh mantan Presiden Donald Trump, yang bernegosiasi dengan Taliban untuk menarik semua pasukan pada Mei.

Baca Juga: Legenda Belanda Sebut Cristiano Ronaldo Penyebab Miskomunikasi antara Pemain Man Utd

Ketika Joe Biden memperpanjang tenggat waktu hingga akhir Agustus, Raz mengungkapkan kekecewaan pada Presiden AS itu yang mempertahankan perjanjian penarikan pasukan.

"Ketika dia pertama kali ke Gedung Putih secara resmi, kami semua sangat senang karena dia tidak akan mundur, atau dia akan mengubah kesepakatan," katanya.

Tetapi Raz mengatakan bahkan saat itu, dia memperingatkan orang-orang di sekitarnya untuk jangan terlalu berharap banyak.

Baca Juga: Tak Sabar Menunggu Kelahiran Anak Aurel Hermansyah, Ashanty: Super Gemesh

“Saya bahkan menghubungi beberapa atasan saya, dan berkata bahwa kita seharusnya tidak benar-benar mempercayai hal itu,” tandasnya.

Dia mengatakan dirinya Joe Biden akan menegosiasikan kembali persyaratan penarikan, yang ternyata tidak dilakukan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x