Pasca Kejadian Afghanistan, Warga Irak yang Bekerja untuk AS Khawatir Bernasib Serupa

- 29 Agustus 2021, 15:45 WIB
Warga Irak yang bekerja untuk Amerika Serikat (AS) khawatir bernasib serupan pasca kejadian Afghanistan.*
Warga Irak yang bekerja untuk Amerika Serikat (AS) khawatir bernasib serupan pasca kejadian Afghanistan.* /Pixabay/Marselelia

PR CIREBON - Warga Irak kini mulai khawatir dengan nasib masa depan mereka setelah melihat kejadian yang menimpa Afghanistan baru-baru ini.

Setelah menyaksikan AS gagal mengevakuasi sekutu masa perang di Afghanistan, warga Irak yang bekerja dengan Amerika sekarang lebih khawatir dari sebelumnya.

Warga Irak yang saat ini berada dibawah pengaruh Amerika merasa takut nasib serupa menanti mereka.

Baca Juga: Kondisi Keuangan Aries Perlu Diperhatikan, Berikut Ramalan Taurus dan Gemini di Minggu Ini hingga 4 September

Aymen, mantan penerjemah militer Amerika Serikat di Irak, melihat sekutu Amerika di Afghanistan tertinggal menghadapi Taliban setelah penarikan Amerika terasa pribadi.

“Mereka (AS) meninggalkan mereka (sekutu), mereka tidak menepati janji mereka,” kata Aymen, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Seperti banyak orang lain, ia telah secara pribadi diancam oleh milisi Irak yang bersekutu dengan Iran, yang menentang kehadiran AS di negara itu.

Baca Juga: Wajib Tahu! Cara Bahagia dalam Kesendirian, Ketahui Agar Kesehatan Mental Meningkat

Dan ketika pengaruh AS di negara itu mulai memudar, Aymen khawatir orang-orang seperti dirinya akan menghadapi lebih banyak kekerasan di tangan milisi yang kuat, seperti yang dialami beberapa orang Afghanistan ketika Taliban mengambil alih.

“Akan ada lebih banyak kekacauan, lebih banyak penculikan, lebih banyak pembunuhan,” kata Aymen.

Meskipun pergeseran ini kemungkinan akan lebih menyerupai transisi ke peran pelatihan dan penasehat daripada penarikan militer penuh, menurut para analis, ancaman yang berkembang terhadap sekutu masa perang AS dari milisi yang berpihak pada Iran dan kelompok lain di Irak telah meningkatkan kekhawatiran.

Baca Juga: BRI Liga 1: Persipura Jayapura Kalah Tipis, Pelatih Persita Tangerang Enggan Remehkan Tim Favorit Juara

Banyak yang sekarang kehilangan harapan bahwa AS akan dapat membantu mereka meninggalkan negara itu.

“Itu menghancurkan harapan saya dan kami memiliki harapan besar dan kepercayaan besar bahwa AS tidak akan pernah meninggalkan kami,” kata Omar, mantan penerjemah lain untuk militer AS.

“Kami mengorbankan hidup kami, keluarga kami, dan kami mengambil pekerjaan berbahaya untuk mendukung misi mereka di Irak,” kata Omar.

Baca Juga: Simak Resep Camilan Bebas Gluten, Salah Satunya Stik Krim Blueberry yang Enak dan Sehat

“Setelah itu jika mereka meninggalkan kita, mereka akan meninggalkan kita untuk siapa? Kami menghadapi lebih dari 20 milisi yang berbeda.” sambungnya.

Banyak penerjemah Irak, ahli bahasa dan kontraktor yang bekerja dengan Amerika memenuhi syarat untuk program visa imigran khusus (SIV), yang telah ada sejak 2006 untuk sekutu AS di Irak dan Afghanistan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah