Alih-alih Berikan Dosis Booster, Pembuat Vaksin Diimbau WHO untuk Prioritaskan Negara Berpenghasilan Rendah

- 13 Juli 2021, 15:45 WIB
Ilustrasi vaksin. Di tengah rencana pemberian dosis vaksin booster, WHO emgimbau perusahaan pembuat vaksin memberikan suntikan untuk negara lain.
Ilustrasi vaksin. Di tengah rencana pemberian dosis vaksin booster, WHO emgimbau perusahaan pembuat vaksin memberikan suntikan untuk negara lain. / /pixabay.com/WiR_Pixs

“Saya bertanya kepada Anda, siapa yang akan menempatkan petugas pemadam kebakaran di garis depan tanpa perlindungan? Siapa yang paling rentan terhadap kobaran api pandemi Covid-19? Para petugas kesehatan di garis depan, orang tua dan mereka yang rentan,” tambah Tedros.

Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan WHO sejauh ini belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa suntikan booster diperlukan bagi mereka yang telah menerima vaksin lengkap.

Baca Juga: Tanggapi Resep Obat dr. Lois, dr. Tirta: Hoaks Dalam Medis Bisa Membunuh Banyak Nyawa

Meskipun booster mungkin diperlukan suatu hari nanti, belum ada bukti bahwa saat ini mereka dibutuhkan.

“Harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan data, bukan pada masing-masing perusahaan yang menyatakan bahwa vaksin mereka perlu diberikan sebagai dosis booster,” tandasnya.

Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO, mengatakan pihaknya akan merasa malu jika negara-negara kaya menggunakan dosis yang berharga pada suntikan booster, pada saat orang-orang yang rentan masih sekarat tanpa vaksin di tempat lain.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Selasa, 13 Juli 2021: Libra Abaikan Godaan, Sagitarius Bertemu Belahan Jiwa

“Ini adalah orang-orang yang ingin memiliki kue dan memakannya, dan kemudian mereka ingin membuat kue lagi dan memakannya juga,” ujarnya.

Sebelumnya, Pfizer mengatakan pihaknya berencana untuk bertemu dengan pejabat tinggi kesehatan Amerika Serikat untuk membahas permintaan pembuat obat untuk otorisasi federal dari dosis ketiga vaksin Covid-19.

Pfizer telah menegaskan bahwa suntikan booster akan dibutuhkan dalam waktu 12 bulan.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah