Covid-19 Varian Delta Sudah Terdeteksi di Lebih dari 100 Negara, Peneliti Sebut Lebih Menular Dibanding Alpha

- 8 Juli 2021, 08:15 WIB
Para peneliti menyebut bahwa Covid-19 varian Delta lebih mudah menular dibandingkan dengan varian Alpha.
Para peneliti menyebut bahwa Covid-19 varian Delta lebih mudah menular dibandingkan dengan varian Alpha. /Pexels/CDC

PR CIREBON - Lebih 100 negara di dunia telah melaporkan adanya kasus virus corona atau Covid-19 dengan varian Delta.

Para peneliti menyebut, Covid-19 varian Delta diprediksi akan menjadi strain dominan secara global dalam beberapa bulan mendatang.

Selain itu, Covid-19 varian Delta disebur mampu menyebar dengan cepat di negara-negara dengan cakupan vaksinasi rendah dan tinggi.

Baca Juga: Prediksi Shio Minggu Ini, hingga 11 Juli 2021: Kuda Akan Dapat Solusi, Kambing Bisa Beristirahat

Hal ini disampaikan langsung oleh kepala dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, Covid-19 varian Delta pertama kali ditemukan di negara India, pada Oktober 2020 lalu.

Hingga tanggal 1 Juni 2021, Covid-19 varian Delta sudah menyebar ke 62 negara.

Baca Juga: Beredar Video Nakes Rawat Ibunya yang Terpapar Covid-19 Hingga Meninggal Dunia

Selang beberapa hari kemudian yakni 4 Juli 2021, Covid-19 varian Delta telah ditemukan di 80 negara, dan jumlahnya kini meningkat menjadi 104.

Kazakhstan, Laos, Latvia, Lebanon, Namibia, Oman, dan Sierra Leone adalah negara terbaru yang mengonfirmasi keberadaan varian Delta.

Beberapa bulan sejak ditemukan pertama kali, Covid-19 varian Delta lantas ditetapkan sebagai varian paling mengkhawatirkan pada bulan Mei 2021.

Baca Juga: Menyelami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia, Sudah Sejauh Mana?

Sebab, Covid-19 varian Delta diyakini menjadi penyebab utama di balik gelombang kedua virus yang ganas di India, dengan infeksi baru harian pada bulan itu di negara itu melebihi 400.000.

Puluhan negara termasuk Afrika Selatan, Bangladesh, Indonesia, Thailand telah menerapkan larangan perjalanan baru atau pembatasan penguncian yang lebih ketat.

Hal ini dalam upaya menghentikan penyebaran virus Covid-19 varian Delta.

Baca Juga: Singgung PPKM, Fadli Zon: Kita Butuh Langkah Darurat dan Bantuan Internasional

Seperti semua virus, virus corona SARS-CoV-2 atau Covid-19 terus berkembang.

Terkadang, varian baru ini muncul dan kemudian menghilang.

Di lain waktu, variasi memungkinkan virus menyebar lebih mudah dan cepat yang dapat menyebabkan lebih banyak kasus Covid-19.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Usai 'Pecandu Kopi' Meninggalkan Kebiasaan Minum Kopi Selama Setahun? Begini Kisahnya

Peningkatan kasus menciptakan beban yang lebih besar pada sumber daya kesehatan suatu negara dan dapat menyebabkan lebih banyak rawat inap dan kematian.

WHO telah mengidentifikasi empat varian yang menjadi perhatian: Alpha, Beta, Gamma dan Delta.

Selain itu ada pula empat varian yang menarik yakni Eta, Iota, Kappa dan Lambda.

Baca Juga: Bagaimana Cara Kerja Vaksin AstraZeneca? Berikut Ulasan dr. Reisa Broto Asmoro

Di antara empat varian yang menjadi perhatian, Delta diyakini sebagai varian yang paling mudah menular.

Menurut sejumlah penelitian, Covid-19 varian Delta diperkirakan antara 40 dan 60 persen lebih menular daripada varian Alpha, yang pertama kali terdeteksi di Inggris.***

 

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah