PR CIREBON – Hari-hari terakhir Donald Trump di Gedung Putih ditandai dengan kemarahan dan kekacauan, menurut beberapa sumber.
Trump disebut menyaksikan beberapa debat pemakzulan di TV dan menjadi marah pada pembelotan beberapa orang dari Partai Republik yang menginginkannya dimakzulkan.
Selain itu, Trump juga mengalami perpecahan dengan wakil presidennya Mike Pence, kepergian penasihat senior, juga pengabaiannya oleh sejumlah kecil anggota parlemen Republik.
Baca Juga: Pengguna Khawatir, WhatsApp Tunda Perilisan Kebijakan Privasi Baru
Trump juga kehilangan akun Twitter yang selalu ia gunakan untuk bersuara, dan desakan perusahaan untuk menjauhkan diri darinya dan bisnisnya.
Menurut beberapa pejabat administrasi Trump di Gedung Putih, mereka menggambarkan lingkaran yang menyusut dari pembantu setia yang berjuang untuk menahan Trump yang semakin resah, marah dan terisolasi.
Mereka mengatakan bahwa Trump masih berpegang teguh pada klaim penipuan pemilu, dan untuk tetap bekerja di Gedung Putih sampai Biden mengambil alih kekuasaan.
Baca Juga: Listyo Sigit Prabowo jadi Calon Kapolri, Pakar Sebut Ada Tiga Ciri Kelompok yang Menolak
"Semua orang merasa mereka melakukan pekerjaan terbaik yang mereka bisa untuk mempertahankan semuanya sampai Biden mengambil alih," kata seorang penasihat Trump tanpa menyebut nama, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.