Kamp di India Terbakar, Ratusan Warga Rohingya Kehilangan Tempat Tinggal

14 Juni 2021, 11:55 WIB
Kamp pengungsi Rohingya di India terbakar, Sabtu 12 Juni 2021 malam. /Tangkapan layar video Twitter.com/Ashima Sharma/@AshimaS4/

PR CIREBON — Kebakaran besar telah meluluh lantakan kamp pengungsi Rohingya di daerah Madanpur Khadar, ibu kota India, New Delhi, menyebabkan ratusan orang kehilangan tempat tinggal.

Kebakaran kamp pengungsi Rohingya itu terjadi sekitar pukul 11:30 malam pada hari Sabtu, 12 Juni 2021.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, 13 Juni 2021, nyala api dengan cepat menyebar ke seluruh kamp, menghancurkan 55 tempat kamp penampungan pengungsi Rohingya hingga hancur jadi abu di daerah Madanpur Khadar di selatan ibu kota.

Baca Juga: Bertemu Prabowo Subianto, Azka Corbuzier: Dia Memintaku Masuk Militer!

Dilaporkan tidak ada korban jiwa ataupun cedera serius dalam di kamp pengusi Rohingya ini.

Peristiwa kebakaran ini merupakan yang kedua kalinya, di mana kamp pengungsi Rohhingya sebelumnya pernah terbakar pada tahun 2018.

Departemen pemadam kebakaran setempat mengatakan bahwa dalam upaya pemadaman, pihaknya mengrahkan 15 unit mobil pemadam kebakaran dan mengendalikan kobaran api dalam waktu sekitar enam jam.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Mingguan, 14-20 Juni 2021: Aries Emosi dan Frustasi Berat, Taurus Ambil Resiko

“Kami bergegas ke tempat dengan cepat dan mulai memadamkan api,” Sandeep, seorang operator di Delhi Fire Service, mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon pada hari Minggu.

Nyala api menghanguskan kamp tersebut, dan 55 tempat tinggal yang dihuni keluarga pengungsi Rohingya dilahap si jago merah hingga kobarannya menjilat langit dengan gumpalan asap. Para pengungsi bergegas dievakuasi ke tempat yang aman.

Sufia Khatoon (32 tahun), sedang tidur di dalam kamp bersama ibu dan anaknya yang cacat fisik saat kebakaran terjadi.

Baca Juga: Viral Driver Ojol di Solo Kedapatan Membawa Paket Miras, Inilah Unggahan Pernyataan Tersangka

Diungkapkannya, “Ketika kami melihat api, saya memegang tangan ibu saya dan menggendong anak saya dan melarikan diri ke tempat yang aman di luar kamp,” tuturnya.

“Kami kehilangan segalanya. Api bahkan menghanguskan sedikit uang yang kami simpan untuk kebutuhan sehari-hari. Kami tidak punya satu rupee [India] untuk membeli air,” kata Sufia Khatoon.

Dia memohon kepada pemerintah dan kelompok-kelompok bantuan untuk bantuan makanan dan tempat tinggal.

Baca Juga: Dana Rp1,28 Triliun Disediakan Pemerintah untuk Membangun Alutsista Laut Kepada PT PAL, DPR: Harus Mandiri

Pengungsi Tidak Berdokumen

Asif Mujtaba, seorang aktivis yang berbasis di Delhi, mengatakan bahwa kelompoknya adalah salah satu yang pertama memberikan bantuan segera setelah api padam.

“Kami memindahkan mereka yang membutuhkan perhatian medis ke rumah sakit terdekat, dan mengatur air dan makanan untuk para pengungsi,” kata Mujtaba.

Baca Juga: Berhasil Undang Prabowo ke Podcast, Netizen Tantang Deddy Corbuzier Undang Presiden hingga Wapres

Seraya menambahkan bahwa dia menjangkau para pejabat untuk membantu mendirikan kamp bantuan sementara bagi mereka, di musim panas yang terik.

“Kami juga memetakan rincian keluarga yang menderita kerugian dalam kebakaran tersebut,” katanya.

Relawan lain, Ahmad Kamal, membuka pintu asrama terdekatnya dan melindungi beberapa orang Rohingya untuk malam itu, memberi mereka makanan dan air.

Baca Juga: Tangan Sering Tiba-tiba Nyeri atau Kesemutan? Kenali Penyebabnya

"Kami lapar. Beberapa orang datang ke sini di pagi hari dan memberi kami pisang dan susu,” kata pengungsi Tayyab Begum, 45 tahun.

Diperkirakan 40.000 pengungsi Rohingya, banyak yang diyakini tidak berdokumen, tinggal di kamp-kamp di kota-kota India, termasuk Jammu, Hyderabad dan Nuh.

Badan pengungsi PBB telah memberi beberapa dari mereka kartu pengungsi, yang membantu mereka mengakses beberapa layanan dasar dan seharusnya melindungi mereka dari tindakan polisi.

Baca Juga: Kenali Penyebab Tekanan Darah Rendah dan Cara Mengatasinya!

Lebih dari 750.000 Rohingya berlindung di Bangladesh pada 2017 setelah tentara Myanmar melancarkan tindakan brutal terhadap minoritas Muslim, yang telah dianiaya oleh otoritas Myanmar selama beberapa dekade.

Bangladesh saat ini menahan lebih dari satu juta orang Rohingya di kamp-kamp yang sempit dan kumuh di sepanjang perbatasannya dengan Myanmar.

Sejumlah besar Rohingya juga mengungsi ke negara-negara tetangga di Asia, termasuk India dan Malaysia.

Baca Juga: Beri Kado Alphard untuk Rizky Billar dan Lesti Kejora, Basuki Surodjo Ungkap Alasannya

Kebakaran itu terjadi di tengah tindakan keras pemerintah India terhadap pengungsi Rohingya yang tinggal di negara itu. Pada bulan Maret, polisi di kota Jammu dan New Delhi memenjarakan lebih dari 200 pengungsi, mengatakan mereka tinggal di negara itu “secara ilegal”.

Pemerintah nasionalis Hindu India mengatakan akan mendeportasi para pengungsi Rohingya ke Myanmar yang bertentangan dengan prinsip non-refoulement, yang melarang suatu negara mengembalikan pengungsi ke negara di mana mereka akan menghadapi penyiksaan.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan agar tidak mendeportasi Rohingya ke Myanmar, yang juga mengalami kudeta militer pada Februari.

Baca Juga: Sempat Klaim Dirinya Pengangguran, El Rumi Dapat Tawaran Main Sinetron

Untuk saat ini, deportasi mereka telah diblokir oleh Mahkamah Agung India. Tapi 300 pengungsi masih dipenjara.

Sementara Polisi setempat melakukan penyelidikan atas kebakaran tersebut, beberapa pengungsi tidak mengesampingkan sabotase.

“Rupanya, penyebab kebakaran adalah korsleting,” kata Bharat Singh, seorang petugas investigasi Polisi Delhi.

Baca Juga: Marion Jola Dapat Kejutan di Hari Ulang Tahun ke-21, Intip Potret Perayaannya!

“Para ahli ilmu forensik telah mengumpulkan sampel kabel listrik dari lokasi untuk memastikan penyebab di balik kebakaran tersebut.”

Namun, para pengungsi mengatakan kemungkinan kamp telah "disengaja dibakar" tidak dapat dikesampingkan, karena orang-orang yang tergabung dalam kelompok sayap kanan Hindu sebelumnya telah dituduh menyalakan api di kamp tersebut.

Khatoon, pengungsi yang melarikan diri bersama ibu dan anaknya, mengatakan gubuk tempat api berasal tidak memiliki pasokan listrik atau kabel.

Baca Juga: Bicara Kenegarawanan, Prabowo Sebut Ada Oknum Tega Jual Bangsa dan Takut Dikutuk

Rohingya lainnya, Mohammad Farooq, 38, mengatakan bahwa beberapa jam sebelum kebakaran, beberapa pria bertopeng telah tiba di kamp dan menyuruh para pengungsi untuk mengosongkan lahan tersebut.

“Kami tidak tahu apakah seseorang menyalakan api atau itu alami, tetapi kami ingin memberi tahu orang-orang ini, 'Apa yang akan Anda dapatkan dengan menindas kami? Kami manusia sepertimu, kami juga punya anak sepertimu,” tandas Farooq.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler