Gunakan Bahasa Sunda, Game Valthirian Arc Hero School Story Resmi Rilis di Indonesia

- 25 Maret 2020, 09:25 WIB
HASIL tangkapan layar poster Game valthrian arc hero shool story dalam Web resmi Agate.*
HASIL tangkapan layar poster Game valthrian arc hero shool story dalam Web resmi Agate.* //Agate/


PIKIRAN RAKYAT - Sebuah game karya anak Bandung, Valthirian Arc 'Hero School Story' yang merupakan aplikasi permainan untuk playstation 4 ini, resmi diluncurkan sebagai game konsol pertama pada Selasa, 24 Maret 2020.

Konsep yang coba dihadirkan Agate, pengembang game berbasis di Bandung ini yaitu membuat game bergenre role-playing game (RPG), di mana pemainnya memainkan peran karakter dalam latar fiksi, ini lebih dulu diperkenalkan di Amerika Serikat dan Eropa pada 2018 silam, sebelum pulang kampung ke Indonesia.

VP Consumer Game Agate Cipto Adiguno mengatakan pertimbangan harga konsol yang relatif lebih terjangkau di Amerika Serikat dan Eropa membuat mereka lebih dulu meluncurkan game “Valthirian Arc: Hero School Story” di sana.

Baca Juga: 9 Langkah Cegah Perlambatan Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19 Menurut Presiden Jokowi

"Penggunanya, pemain game, lebih banyak di luar negeri," ujar Cipto dalam konferensi pers seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Kantor Berita Antara.

Setelah singgah ke negara-negara lain, kini Agate membawa pulang game tersebut ke Indonesia dengan fitur bahasa yang membuat pemain merasa lebih dekat dengan game tersebut.

Keunikan dalam game ini coba dihadirkan Cipto, dengan penggunaan Bahasa Sunda sehari-hari yang akrab didengar di Bandung, tempat dirinya bernaung.

"Ada bahasa Sunda dan bahasa Indonesia," ujar Cipto.

Baca Juga: Covid-19 Lebih Cepat Berkembang saat Musim Hujan, Daya Tahan Tubuh Jadi Hal Utama untuk Diperhatikan

Tidak hanya penggunaan Bahasa Sunda yang umum digunakan remaja Bandung, tampilan aksara Sunda kuno juga menghiasi tulisan di game tersebut.

Namun, tantangan selanjutnya bagi Cipto adalah membuat lokalisasi latar belakang game yang berbau Eropa menggantinya dengan latar kekhasan Indonesia.

Mengingat fokus game ini adalah cerita, Cipto mengatakan lokalisasi bukan sekadar menerjemahkan bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia dan Sunda, tapi membuat agar konteks ceritanya bisa lebih dipahami oleh pemain.

Namun sejauh ini belum ada rencana untuk menambah bahasa daerah lain, namun Cipto tidak menutup kemungkinan itu akan terwujud di masa mendatang.
 
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, Rabu 25 Maret 2020: Pabedilan dan Pekalipan Hujan Ringan

"Kami ingin banget bawa bahasa daerah ke game kita yang lain karena kita ingin menumbuhkan semangat bahwa bahasa lokal itu tidak norak, itu sesuatu yang bisa dibanggakan, tidak aneh kalau ada di game," ujar dia.

Game ini disambut hangat di Amerika Serikat dan Eropa, Cipto mengatakan Agate telah berhasil balik modal dalam tiga bulan pertama setelah diluncurkan. 
 
Game 'Valthirian Arc: Hero School Story' (YouTube) pemain di game 'Valthirian Arc: Hero School Story' berperan sebagai kepala sekolah yang baru diangkat dalam sekolah pahlawan.

Cerita yang ditawarkan dalam game tersebut, adalah sebuah misi besar dalam mengelola akademi guna melatih dan menemukan para Pahlawan Legendaris berikutnya.
 
Baca Juga: Akan Ada Diskon Tagihan Listrik Selama 6 Bulan Darurat Covid-19, Tak untuk Semua Kalangan

Misi tersebut beragam, mulai dari membimbing siswa pada kegiatan sehari-hari, hingga merencanakan peta ekspansi akademi, di mana setiap keputusan yang diambil dapat menjadi satu langkah menuju petualangan lain yang lebih besar.

Pemain perlu memastikan para siswa mereka belajar dari lingkungan yang terbaik, dan merencanakan sumber daya pembangunan fasilitas baru dan peningkatan yang konstan.

Untuk menyelesaikan misi ini, siswa dapat dikerahkan untuk menjalankan misi atau misi sampingan, yang menambahkan pandangan holistik ke kisah latar belakang dunia Valthirian, di samping hadiah yang diberikan oleh misi tersebut.
 
Baca Juga: Bisa Memicu Motivasi, Simak Arti Warna Oranye dari Sisi Psikologis

Terdapat sistem party yang memungkinkan pemain untuk memanfaatkan berbagai strategi melalui taktik pengalihan anggota dan pemberian perintah yang berbeda kepada mereka.

Dengan tiga disiplin inti dan enam sub kelas khusus, pemain dapat membuat kombinasi beberapa party dengan melatih siswa mereka ke kelas pekerjaan yang berbeda.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x