Obat Pembasmi Kutu Rambut Disebut Berpotensi Kurangi Risiko Virus Corona, Ini kata Ilmuwan Virologi

- 5 Januari 2021, 20:55 WIB
Obat Pembasmi Kutu Rambut Memiliki Potensial Kurangi Risiko Virus Corona, Ini kata Ilmuwan Virologi, Foto Ilustrasi Obat.*
Obat Pembasmi Kutu Rambut Memiliki Potensial Kurangi Risiko Virus Corona, Ini kata Ilmuwan Virologi, Foto Ilustrasi Obat.* /Pixabay/qimono



PR CIREBON – Obat pembasmi kutu rambut, ivermectin, sedang dieksplorasi sebagai pengobatan potensial untuk membasmi virus Corona.

Hal itu didasarkan studi baru yang menjanjikan dan menunjukkan penurunan 80 persen dalam kematian pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Hanya 8 dari 573 pasien yang menerima ivermectin meninggal, dibandingkan dengan 44 orang dari 510 yang meninggal setelah diberi plasebo.

Baca Juga: Abu Bakar Ba’asyir Bebas, Australia Ingatkan Indonesia Tetap Awasi Meski Sudah Bebas

Studi sebelumnya tentang obat resep antivirus untuk pengobatan, menurut ilmuwan, mengungkapkan hasil yang menjanjikan pada bulan April, dengan menghilangkan semua RNA virus dalam waktu 48 jam dari satu dosis.

Ahli virologi Universitas Liverpool Andrew Hill menyebut studi baru ini merupakan penemuan transformasional dalam mencari terapi virus Corona.

Temuannya, berdasarkan data dari 1.400 lebih pasien, dipublikasikan dalam sebuah video di mana Hill membahas hasilnya dalam siaran langsung yang disiarkan sebelumnya.

Baca Juga: Bantah Kabar Terkait Dirinya Menjadi Pendeta, Justin Bieber: Belum Memiliki Keinginan Seperti Itu

Penelitian itu saat ini menunggu tinjauan pakar lain sebelum dipublikasikan.

“Jika kita melihat tren yang sama diamati secara konsisten di lebih banyak penelitian, maka ini benar-benar akan menjadi penemuan transformasional,” kata Hill, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post.

Namun, para kritikus menyebut kesimpulan studi Hill mengenai obat kutu rambut tersebut terlalu dini, mendesak penelitian lebih lanjut sebelum menyatakan ivermectin sebagai pengobatan yang efektif.

Baca Juga: Minta Mensos Risma Fokus di Penyaluran BST, Luqman Hakim: yang Remeh-Remeh Nanti Aja Diurusnya

"Yang kami miliki hanyalah studi observasi dan pendapat dokter," kata profesor Universitas Sydney Andrew McLachlan.

“Banyak penelitian saat ini memiliki jumlah perbandingan yang rendah, rancangan penelitian yang lemah, dan dosis ivermectin yang tidak konsisten (dan relatif rendah), dengan ivermectin sering diberikan dalam kombinasi dengan obat lain,” sambungnya.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x