Anggrek Terjelek di Dunia Ditemukan, Juga Semak Aneh di Namibia

- 18 Desember 2020, 20:35 WIB
Ilustrasi anggrek.
Ilustrasi anggrek. /PEXELS

PR CIREBON - Anggrek tidak selalu disebut jelek, tetapi Royal Botanic Gardens di Kew, London, mendeskripsikan spesies baru dari bunga yang biasanya semarak dan halus itu sebagai bunga anggrek terjelek.

Bunga tersebut ditemukan di hutan Madagaskar.

Gastrodia agnicellus, salah satu dari 156 spesies tumbuhan dan jamur yang dinamai oleh para ilmuwan Kew dan mitranya di seluruh dunia pada tahun 2020, telah dinobatkan sebagai bunga 'anggrek paling jelek di dunia'.

“Bunga 11 mm dari anggrek ini kecil, coklat dan agak jelek,” kata Kew dalam daftar 10 penemuan teratas tahun ini.
 
 
Jenis anggrek ini bergantung pada jamur untuk nutrisi dan tidak memiliki daun atau jaringan fotosintesis lainnya.

Meski dinilai sebagai spesies terancam, namun tumbuhan tersebut memiliki perlindungan karena tumbuh di dalam taman nasional.

Anggrek tersebut merupakan salah satu di antara penemuan lain yang secara resmi diberikan nama tahun ini, lainnya adalah enam spesies baru jamur payung webcap di Inggris Raya dan semak aneh yang ditemukan di Namibia selatan pada tahun 2010.

Ahli botani Wessel Swanepoel tidak dapat menempatkan semak dalam genus mana pun yang dia ketahui dan begitu pula orang lain, jadi Swanepoel memanggil pakar molekuler Kew Felix Forest beserta timnya untuk menganalisis semak tersebut.

 
Hasilnya adalah bukan hanya menjadi spesies baru, tetapi juga menjadi genus dan famili baru, yang disebut sebagai Tiganophyton karasense.

Sementara sekitar 2.000 tanaman diberikan nama sains baru setiap tahun, keluarga baru hanya diterbitkan sekitar setahun sekali. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post pada Jumat, 18 Desember 2020.

Semak memiliki daun bersisik yang aneh dan tumbuh di wajan garam alami yang sangat panas, oleh karena itu namanya Tiganophyton, berasal dari bahasa Latin 'Tigani', atau 'wajan', dan 'Phyton', atau 'tanaman'.

 
Martin Cheek seorang pemimpin peneliti senior di Kew, menyambut baik penemuan alam yang terkini tersebut.

“Beberapa dapat memberikan penghasilan penting bagi masyarakat sementara yang lain mungkin berpotensi untuk dikembangkan menjadi makanan atau obat-obatan di masa depan,” katanya.

Namun dia memperingatkan bahwa realitas suram yang dihadapi dunia tidak bisa diremehkan begitu saja.
 
"Dengan dua dari lima tumbuhan terancam punah, berpacu dengan waktu untuk menemukan, mengidentifikasi, memberi nama, dan melestarikan tumbuhan sebelum menghilang (punah)," ujarnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x