Network
PR CIREBON - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencurigai permintaan data nomor-nomor ponsel siswa kelas XII yang dilakukan jajaran dinas pendidikan di sejumlah daerah, erat hubungannya dengan ide memuluskan langkah bakal calon kepala daerah dalam Pilkada serentak 2020.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo yang mengakui adanya penemuan alur input data nomor ponsel siswa kelas XII.
Padahal sebenarnya, input data itu ditujukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk program bantuan subsidi kuota internet selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ), tetapi faktanya malah dipergunakan untuk kepentingan politik.
Meski tak ditampik Heru, siswa kelas XII itu memang pemilih pemula dan potensial dalam Pilkada, tetapi percepatan alur input itu dirasa aneh.
Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Kutuk Keras Aksi Penusukan Syekh Ali Jaber hingga Hubungkan dengan Neo PKI
"Permintaan akan cepat diperoleh karena secara bersamaan para operator sekolah umumnya sudah merampungkan input data nomor handphone siswa ke Dapodik Kemendikbud untuk mendapatkan kuota internet selama 4 bulan ke depan. Permintaan disampaikan kepada para Kepala SMA/SMK di wilayah si calon kepala daerah," ungkap Heru pada Senin, 14 September 2020.
Lebih lanjut, Heru menyebutkan FSGI berhasil mendapatkan laporan adanya perintah pencatatan nomor gawai alumni di jenjang pendidikan SMA/SMK dan diserahkan kepada calon kepala daerah.
Padahal berdasarkan alurnya, perintah ini tidak ada kaitannya dengan kewajiban Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, pemilih pemula memang menjadi target bagi banyak calon kepala daerah lantaran jumlahnya yang mencapai hampir 30 persen dari total pemilih.
Baca Juga: Refly Harun Endus Rivalitas Aktor 2024 saat PSBB Total, dari Penentang hingga Pembela Anies Baswedan
