PR CIREBON - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sudah mengizinkan pembukaan kembali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), meski Pandemi Covid-19 belum selesai.
Namun rupanya, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi berpendapat lain. Ia lebih menyarankan pemerintah mempertimbangkan pembukaan belajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Tepatnya, pertimbangan itu merujuk pada dampak dan akibat yang akan muncul berupa konflik antara anak dan orang tua terkait pemenuhan hak anak.
Baca Juga: Reshuffle Menteri Disebut Terjadi Rabu Depan, Pendukung Jokowi: Sesuai Kebiasaan Periode Pertama
Bahkan, pria yang akrab disapa Kak Seto ini, juga menyarankan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim tetap menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan harus memastikan seluruh siswa naik kelas pada akhir tahun ajaran baru mendatang.
“Tahun ajaran baru semuanya harus naik kelas, dan itu sudah saya sampaikan ke pak menteri dan jajaran supaya siswa dan orang tua tidak merasa terbebani,” ungkap Kak Seto, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Kamis, 13 Agustus 2020.
Lebih lanjut, Kak Seto juga menilai pertimbangan menaikan seluruh siswa diakhir tahun ajaran, didasari konflik pemahaman terkait target kurikulum antara anak dan orang tua.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Sudah Lampu Kuning, Pengamat: Rizal Ramli Andal Buat Minus Jadi Surplus
“Kadang-kadang anaknya sudah mengerti tetapi orang tua-nya belum mengerti dan maunya harus begini dan begitu supaya naik kelas sehingga psikologis anak menjadi stress,” jelas kak Seto.
Bahkan, kak Seto merasa dalam situasi seperti ini, orang tua harus memposisikan seperti liburan sesuai dengan pemenuhan hak anak.
“Liburan tapi liburannya harus gembira dan edukatif dengan belajar menyanyi, menari, senam dan sebagainya,” tambah kak Seto.