Makna Lain Momentum Idul Fitri 1444H bagi Keluarga Besar Yayasan Widyatama. Simak disini

- 3 Mei 2023, 13:29 WIB
Keluarga Besar Yayasan Widyatama, usai Silaturahmi Idul Fitri 1444H./Reinaldi
Keluarga Besar Yayasan Widyatama, usai Silaturahmi Idul Fitri 1444H./Reinaldi /

SABACIREBON – BANDUNG – Momentum  Idul Fitri perlu  dimaknai tidak hanya sebagai puncak dari ibadah puasa sebulan lamanya, melainkan juga sebagai sebuah bentuk perjuangan, demikian disampaikan Ketua Yayasan Widyatama Roeshartono pada sambutan silaturahmi Idul Fitri 1444H di Aula Gedung Serba Guna  (GSG) Universitas Widyatama di Bandung, Rabu (3/05).

Di hadapan seluruh unsur pimpinan dan karyawan, baik Yayasan maupun rektorat Universitas Widyatama, Roeshartono mengingatkan pula  momentum Idul Fitri  bukan hanya diartikan sebagai sebuah kesempatan saling memaafkan di antara keluarga dan handai taulan, tetapi juga memaafkan atas kesalahan dan kekurangan pada diri masing-masing.

Menurut Ketua Yayasan Widyatama, memaafkan diri sendiri itu harus dimaknai sebagai adanya sebuah kesadaran atas kesalahan-kesalahan dan kekurangan masing-masing individu terutama dalam melaksanakan tugas sesuai tupoksinya masing-masing.

Baca Juga: Heboh Video Seorang Pria Banting Monyet di Jakarta Utara, Aksinya Menuai Kecaman Netizen

“Memaafkan diri sendiri itu juga berarti ada kesadaran untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Jika dalam pekerjaan kita masih ada hal-hal yang dirasa tidak tepat atau belum bisa memenuhi target-target yang diberikan pimpinan, maka Idul Fitri menjadi momentum yang tepat untuk jujur kepada diri sendiri, mengakui kesalahan dan kekurangan serta berusaha  memperbaikinya,” kata Roeshartono yang juga sebagai salah seorang cucu pendiri Yayasan Widyatama,  Prof. Dr. Koesbandiah.

Ketua Yayasan mengajak seluruh unsur pimpinan dan karyawan termasuk para dosen agar rasa syukur atas  keberhasilan menjalankan ibadah puasa Ramadan itu tidak berhenti hanya disitu. “Setelah Idul Fitri kita harus terus bersyukur atas kehidupan yang kita peroleh, atas pekerjaan kita, kesehatan kita, teman-teman kita  dan orang-orang dekat lainnya di lingkungan tempat kita bekerja,” tambahnya.

Roeshartono mengingatkan  Idul Fitri terbukti telah melatih diri pribadi  untuk selalu tepat waktu dalam menjalankan seluruh kewajiban beribadah puasa. “Sekarang, selayaknya kita terus menjaga disiplin tepat waktu itu dalam menjalankan pekerjaan, baik itu kewajiban kehadiran kerja, saat istirahat kerja, melaksanakan tugas-tugas mengajar serta dalam menyelesaikan tugas pekerjaan lainnya,” pintanya.

 Baca Juga: Heboh, Karya Seni Pisang Dilakban Senilai Rp1,7 Miliar Dimakan Mahasiswa Korea Selatan

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x