Network
PR CIREBON - Nahdlatul Ulama (NU) sempat menyatakan mantap untuk mundur dari bagian Program Organisasi Penggerak (POP) dengan berkoar adanya sejumlah kejanggalan dalam program inisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Bahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sampai memutuskan mengundurkan pelaksanaan POP ke Januari 2021, demi membujuk NU dan dua organisasi besar lainnya untuk bergabung kembali.
Pada akhirnya, NU berubah pikiran usai melihat usaha Mendikbud Nadiem Makarim memohon dengan bersungguh-sungguh, sehingga mereka tetap ikut serta dalam POP yang diinisiasi oleh Kemendikbud.
Baca Juga: Khusus Pekerja Bergaji di Bawah Rp5 Juta, Erick Thohir Sebut Syarat Utama Harus Terdaftar BPJS
"Keputusan itu diambil dalam rapat di PBNU, dua hari lalu (4/8/2020)," ungkap Katib Am PBNU, Yahya Cholil Staquf, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Kamis, 06 Agustus 2020.
Tepatnya, keputusan ini diambil usai melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada Kamis, 06 Agustus 2020.
Lebih lanjut, pertemuan itu membahas buruknya komunikasi yang sempat terjadi antara PBNU dan Kemendikbud.
Baca Juga: Penuhi Panggilan Polda Bali, Jerinx SID Datang Tanpa Masker dan Gunakan Kaos 'Indonesia Tolak Rapid'
Hanya saja, ia menilai sangat tidak elok bila kontroversi yang tidak substansial dibiarkan berlarut-laru, maka ia memutuskan pertemuannya dengan Nadiem adalah bukti ia tetap ikut serta dalam Program Organisasi Penggerak (POP) yang diinisiasi oleh Kemendikbud.
“Memang sudah ada klarifikasi dari Mendikbud sebelumnya bahwa dengan POP ini sebenarnya Kemendikbud hanya bermaksud membeli model inovasi dari berbagai pihak yang menawarkan gagasan," jelas Yahya.
