Perlu Langkah Konkrit Memperbaiki Keanekaragaman Hayati Laut

- 23 April 2022, 18:14 WIB
Keanekaragaman hayati. Perlu perbaikian subsektor perikanan laut yang menyangkut punahnya beberapa spesies tertentu./pikiran-rakyat.com
Keanekaragaman hayati. Perlu perbaikian subsektor perikanan laut yang menyangkut punahnya beberapa spesies tertentu./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Perlu adanya langkah konkrit ditengah adanya kekhawatiran global tentang menurunannya keanekaragaman hayati laut. Sehingga menurut Organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) hibah "Ocean Stewardship Fund" (OSF) yang diberikan kepada parapihak tahun 2022 ini sebagian berfokus pada dorongan perbaikan yang lebih melindungi spesies yang langka, terancam punah atau dilindungi maupun ekosistem laut yang rentan.

"Cakupan dan jangkauan dana tahun ini pun berkembang, dengan adanya dukungan donasi pihak ketiga," kata Kepala Eksekutif MSC Rupert Howes melalui taklimat media yang dikirimkan MSC Indonesia Sabtu di Bogor, Jawa Barat.

Pemberian hibah ini diprakarsai oleh Organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) menyatakan hibah "Ocean Stewardship Fund" (OSF) yang diberikan kepada parapihak tahun 2022 

Baca Juga: Mudik 2022: Polri Siapkan 400 Bus Gratis untuk Pemudik Tujuan Jabar, Jateng, DIY dan Jatim

 

Beberapa proyek


Ia menjelaskan bahwa di tengah kekhawatiran global tentang menurunnya keanekaragaman hayati laut, hibah tahun 2022 ini sebagian berfokus pada dorongan perbaikan yang lebih melindungi spesies yang langka, terancam punah, atau dilindungi maupun ekosistem laut yang rentan.

Hal itu, kata dia, diwujudkan dengan proyek di Argentina, Australia, Inggris Raya, Prancis dan Greendland.

Greenland adalah negara otonom Kerajaan Denmark yang terletak di antara Samudra Arktik dan Atlantik, sebelah timur Kepulauan Arktik Kanada.

Baca Juga: Peringatan Hari Kartini, Legacy Untuk Akomodir Kepastian dan Konsekuensi Hukum Melalui UU TPKS


Ia menjelaskan secara total dana hibah OSF yang diberikan sebesar 936.000 ribu dolar AS atau setara Rp13 miliar lebih dalam bentuk 22 hibah dengan masing-masing menerima 6.500 dolar AS (Rp90 juta)
hingga 68.000 dolar AS (Rp970 juta).

Dana hibah itu diberikan kepada sektor perikanan, ilmuwan, LSM dan mahasiswa pascasarjana di 12 negara untuk membantu upaya internasional dalam konservasi laut dan perikanan berkelanjutan.

Setidaknya, kata dia, setengah dari hibah (459.000 dolar AS) digunakan mendukung perikanan di negara berkembang yang sedang bertransisi menuju praktik berkelanjutan, termasuk Indonesia, Meksiko dan India.

Baca Juga: Pria yang Dihajar Mike Tyson Diidentifikasi Miliki Catatan Kriminal Panjang

Memanfaatkan teknologi penandaan satelit di Mediterania, katanya, perikanan tuna sirip biru artisanal SATHOAN bersertifikat MSC akan menggunakan dana tersebut untuk memahami lebih baik bagaimana populasi ikan pari dapat dipengaruhi oleh aktivitas penangkapan ikan.

Ia menambahkan perikanan melepaskan setiap ikan pari yang secara tidak sengaja tertangkap di rawai agar kembali ke laut, namun hal ini membutuhkan lebih banyak data untuk memahami bagaimana populasi tersebut terpengaruh dalam jangka panjang.

Sistem pemantauan kamera yang otomatis, bercahaya dan bawah air, kata dia, sedang dirancang menggunakan dana yang diterima oleh pemerintah Australia Barat.

Halaman:

Editor: Aria Zetra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x