Network
PR CIREBON – Ujar Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono, pendaftar kartu pra kerja mencapai 43,3 juta dalam tujuh bulan atau seperempat dari total usia produktif di Indonesia yang tercatat 183 juta.
Kartu Prakerja dinilai Edy merupakan program baru yang diminati dan tersebar di 514 kabupaten/kota di Indonesia.
“Dari jumlah itu, terjaring 5,6 juta penerima manfaat setelah melalui proses verifikasi dan randomisasi yang dilakukan dalam 11 angkatan,” kata Edy Priyono di Jakarta, Senin 16 November 2020, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.
Baca Juga: Ethiopia Barat Kembali Diserang, 34 Orang Tewas Mengerikan, Jumlah Korban Kemungkinan Bertambah
Menurutnya, banyaknya pendaftar menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah ini.
“Peningkatan jumlah pendaftar ini makin tinggi sejalan dengan perbaikan tata kelola Kartu Prakerja. Program ini sempat tersendat pada awal pelaksanaan, namun pengelola melakukan perbaikan setelah mendapat masukkan dari berbagai pihak,” jelasnya.
Edy menjelaskan ada tiga keuntungan lain dari program Kartu Prakerja. Pertama, Kartu Prakerja terbukti mendorong ketenagakerjaan. Ia mencatat, dari peserta Kartuprakerja yang pada saat mendaftar tidak bekerja, 30 persen di antaranya berubah status menjadi pekerja, termasuk berwirausaha.
Baca Juga: Liga 1 Ditunda, Stiker Persib Geoffrey Castillion Mengisi Waktu Bersama Keluarga di Belanda
Data ini didapatkan melalui tiga kali survei,” tambahnya.
Program “end to end” yang dijalankan secara digital dan dari sisi proses sangat efisien itulah Prakerja.
Kemudian, Kartu Prakerja mendorong inklusi keuangan, terutama bagi 27 persen atau 672.000 orang yang belum memiliki rekening bank atau e-wallet. Ini terkait dengan pembayaran insentif yang dilakukan melalui transfer bank atau e-wallet.
Baca Juga: Kim Jong Un Kembali Perketat Sistem Darurat Anti Corona, Guna Hadapi Pandemi di Seluruh Dunia
Ketiga, Kartu Prakerja dapat mendorong kewirausahaan. Angka ini terus meningkat menjadi 18 persen pada survei kedua dan 25 persen pada survei ketiga.***
