Network
PR CIREBON - Gelombang aksi unjuk rasa terkait pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang disahkan oleh DPR RI dalam Sidang Paripurna, Senin 5 Oktober 2020 lalu, masih terus bergulir.
Sebelumnya, tiga hari setelah pengesahan tersebut, tepatnya pada Kamis, 8 Oktober 2020, aksi demo besar-besar yang dilakukan oleh serikat buruh dan mahasiswa itu marak terjadi di berbagai daerah. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap pengesahan UU Ciptaker tersebut.
Tak sedikit, aksi demo itu berujung ricuh hingga melakukan pengrusakan terhadap beberapa fasilitas umum milik pemerintah.
Baca Juga: 75 Tahun Indonesia Merdeka, Puan Maharani: Apakah Pemerintah Sudah Melayani Rakyat dengan Baik?
Merasa aksinya tak didengar, serangkaian aksi demo itu pun terus berlanjut. Diketahui, elemen buruh dan mahasiswa dipastikan akan kembali menggelar aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang rencananya digelar elemen buruh dan mahasiswa, Rabu, 28 Oktober 2020.
Aksi unjuk rasa ini merupakan kesekian kalinya yang dilakukan oleh mahasiswa dan buruh dalam sebulan terakhir ini.
Menanggapi hal itu, pihak kepolisian Daerah Metro Jaya Jakarta pun siap mengamankan aksi unjuk rasa tersebut yang rencananya akan digelar oleh elemen buruh dan mahasiswa hari ini.
Baca Juga: Keponakan Prabowo Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Kontestasi Pilkada 2020, Pelaku Terancam Somasi
Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus pihaknya akan menindak tegas jika nantinya ada pendemo yang bersikap anarkis.
"Kami siap mengawal, kami siap mengamankan selama itu dilaksanakan dengan damai. Tetapi kalau ada anarkis kita akan tindak tegas karena negara tidak pernah kalah dari premanisme," tutur Yusri kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.
