PR CIREBON – Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia memang merupakan permasalahan yang tidak ada hentinya, karena setiap tahunnya angka angkatan tenaga kerja baru terus bertambah dan tidak seimbang dengan lapangan kerja yang ada, sehingga menyebabkan angka pengangguran yang semakin sulit untuk dikendalikan.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa penerimaan warga negara menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak bisa dijadikan solusi untuk mengatasi permasalahan pengangguran.
“Pihak kami meyakini bahwa untuk menciptakan lapangan kerja untuk pengangguran yang mencapai 15 juta (jiwa) itu, tidak mungkin dengan hanya penerimaan PNS, enggak mungkin. Swasta harus masuk, caranya dengan investasi,” ujar Bahlil, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
Baca Juga: Beredar Video Jokowi Melempar Sesuatu, Refly Harun: Beliau Tidak Niat, Tapi Seperti Menghina Rakyat
Total Angka 15 juta orang pengangguran itu merupakan akumulasi dari angka pengangguran saat ini yang mencapai 7 juta jiwa, ditambah angka tenaga kerja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi Covid-19 mencapai 5 juta jiwa dan jumlah angkatan kerja per tahun mencapai 3 juta jiwa.
“Dapat dari mana datanya? Datanya kami dapat dari beberapa asosiasi. Dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dan dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi). Jadi total sekarang kondisi total orang yang mencari pekerjaan kurang lebih 15 juta (jiwa),” ujar Bahlil.
Baca Juga: Erdogan Berselisih dengan Macron, Ketegangan Uni Eropa dan Turki Makin Meningkat
Namun, kemudian muncul pertanyaan berapa banyak serapan penerimaan PNS, ditambah TNI/Polri, dan BUMN bisa berdampak pada pengurangan angka 15 juta pengangguran tersebut.
“Karena amanat pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 adalah Negara hadir harus memberikan lapangan pekerjaan yang layak untuk warga negaranya, kan begitu,” tutur Bahlil.
Bahlil menyebutkan total serapan penerimaan TNI/Polri dan PNS terhadap tenaga kerja hanya berkisar 400.000 sampai 500.000. Kalau hanya itu yang diandalkan untuk mengatasi jumlah pengangguran, maka ada 14.500.000 jiwa lagi yang belum mendapatkan pekerjaan.