Indonesia Maju Dinilai Kabinet Pesta, Fahri Hamzah: Covid-19 Datang, Switch Jadi Kabinet Krisis

- 25 Oktober 2020, 21:01 WIB
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dan Fahri Hamzah/Antara/
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dan Fahri Hamzah/Antara/ /Youtube

PR CIREBON - Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Fahri Hamzah mengomentari apakah langkah yang dilakukan DPR dan pemerintah sudah tepat seperti yang disampaikan oleh para menteri, Minggu 25 Oktober 2020.

"Kabinet ini dilantik sebagai kabinet pesta, saya sering bilang begitu, kenapa disebut kabinet pesta? karena, jadi sudah siap-siap mau bangun jembatan, siap-siap bangun jalan tol, siap-siap pindah ibukota, lagi happy semua nih, ekonomi lagi bagus, tiba-tiba datang yang namanya Covid. Tiba-tiba semua jadi nggak relevan, pemimpin dari negara-negara besar jumpalitan semua," kata Fahri Hamzah.

"Kan seharusnya kalau kita mengubah, protokolnya harus kita ubah. Sekarang kita cuma teriak protokol Covid bagi rakyat, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, tapi kita nggak mengubah protokol dari govermentnya. Pemerintah ini harus switch menjadi kabinet krisis, ini kabinet perang sebenarnya," ujar Fahri Hamzah melanjutkan.

Baca Juga: Emmanuel Macron Sebar Ujaran Kebencian Muslim, Warga Palestina Gelar Aksi Protes di Kedubes Prancis

Menurutnya, Indonesia harus menetapkan bottom line dari persoalan ini dulu, harus menetapkan ini sebagai perang. Tidak hanya mengubah mindset kabinet tetapi juga mengubah mindset rakyat terhadap persoalan ini.

"Karena itulah kemudian angka-angka ekonomi itu bisa kita bikin tidak relevan," katanya. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Youtube Bambang Soesatyo.

Fahri Hamzah menilai karena sekarang Indonesia sedang dalam resesi, pertumbuhan -5.3. Tidak ada negara di dunia yang bisa bertahan pemerintahannya kalau ada minus ekonomi, Indonesia bisa bertahan karena adanya excuse dari Covid, katanya.

"Karena itulah pakai excuse ini lebih lebar lagi untuk menggerakan rakyat, untuk menghidupkan desa," ucapnya.

Baca Juga: Tepati Janji kepada Ibunya, Khabib Nurmagedov: Ini Pertarungan Terakhirku di UFC

Mengenai tanggapannya terhadap bantuan langsung tunai yang diberikan pemerintah kepada masyarakat itu tak sesuai, jika dibandingkan dengan krisis yang terjadi pada 1998 dan 2008.

"Itu asumsinya masih krisis kecil, BLT-BLT itu dulu kan kita anggap krisis kecil, seperti krisis ekonomi tahun 98, krisis ekonomi 2008, itu krisis-krisis kecil, tapi ini kan krisis besar. Krisis yang kita tidak tahu sampai kapan. Krisis yang temuan-temuan vaksin dan sebagainya itu tidak ada jawaban, tidak memberikan jawaban," kata Fahri Hamzah.

Dia menilai seharusnya Indonesia membuat landscape, seperti halnya dalam ekonomi. Mengacu pada bisnis dunia yang turun, dan juga perdagangan antarnegara yang drop. Menurutnya Indonesia harus bisa mengintensifkan perdagangan antarpulau, segala sesuatunya yang dahulu impor harus bisa diproduksi sendiri. Karenanya, basis industri harus dikembangkan.

Baca Juga: Serbu Promo Shopee Gajian Sale! Ada Promo Gratis Ongkir, Cashback Kilat 100%, dan Flash Sale 60RB!

"Pedagang besar drop, pedagang kecil harus dihidupkan. Koperasi dan UKM harusnya dihidupkan. Switch ini harusnya masif sehingga nanti pertumbuhan ekonomi yang tadinya berbasis kota, pindah ke desa-desa. Kita punya 34 provinsi, 513 kabupaten/kota, ada sekitar 8.000 kecamatan, 7.000 kelurahan, 74.957 desa. Ini semua momen untuk mandiri," ucapnya.

Fahri Hamzah mengatakan kalau yang harus dilakukan adalah seperti apa yang dulu dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, yaitu revolusi mental, atau seperti kata Bung Karno, Berdikari.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Youtube Bamsoet Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x