Network
PR CIREBON - Pergerakan Gatot Nurmantyo saat ini cenderung sedang banyak diawasi berbagai kalangan, sehingga langkahnya perlahan akan menjadi hilang hingga tinggal kenangan, bila tidak mendapat ruang gerak dari pemerintah, seperti disampaikan seorang pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.
Lebih lanjut, Ujang menyebutkan bagaimana mantan Panglima TNI tersebut tidak diperkenankan bertemu beberapa koleganya yang ditahan oleh Bareskrim Polri, oleh petugas polisi yang pangkatnya tidak terlalu tinggi.
"Sepertinya begitu, Gatot Nurmantyo terus di ikuti, dimata-matai, tak diberi ruang gerak, dan digembok. Karena bisa saja pemerintah takut pada gerakkan Gatot dengan KAMI-nya," ungkap Ujang kepada RRI pada Senin, 19 Oktober 2020.
Baca Juga: Polisi Tersangka Dijamu Mewah Bak Raja, MAKI Berang: Berlebihan, Harusnya PSTP Jika Serahkan Barbuk
Pada akhirnya, catur politik Gatot Nurmantyo akan berada di pinggir jurang kematian, karena dikunci oleh berbagai bidak lawan yang berupa menaklukan langkahnya.
"Dikunci hingga mati secara politik adalah salah satu cara untuk menaklukkan Gatot Nurmantyo," jelas Ujang.
Meskipun demikian, lanjut Ujang, penangkapan yang dilakukan para petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat Cs, tak dapat ditampik, adalah bagian dari perjuangan Gatot Nurmantyo.
"Tapi itu resiko perjuangan. Selalu akan dapat tantangan yang berat," tandasnya.***
