KAMI Diduga Ingin Lengserkan Jokowi, Refly Harun: Hanya Persaingan Politik dari Kelompok Penguasa

- 19 Oktober 2020, 15:53 WIB
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun /tangkapan layar Youtube Refly Harun
PR CIREBON - Refly Harun, ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia mengamati, banyak yang beranggapan KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) baru bisa goyah kalau polisi tangkap Gatot nurmantyo.
 
"Bersedih juga kok bisa begitu cara berpikirnya." ujar Refly Harun, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari video yang diunggah pada akun YouTube Refly Harun.
 
 
Jakarta ada tiga hal penting untuk mengukur KAMI bertahan hingga 2024 bila tiga hal ini tetap terjaga menurut pengamat politik dari universitas jayabaya.
 
Igor yakin KAMI tetap bertahan meskipun banyak petinggi KAMI yang ditangkap polisi.
 
"KAMI seperti organisasi terlarang jadinya, apa salah KAMI sebenarnya." ujar Refly Harun
 
Pertama leadership harus kuat, kedua mampu mengkapitalisasi isu politik lokal menjadi nasional, dan ketiga logistik nya harus kuat untuk menopang perjuangan KAMI.
 
"Teori gerakan itu ada di leadership pemimpinnya untuk bisa bertahan dan meraih tujuan politik." ucap Refly Harun
 
 
Dalam hal ini Gatot Nurmantyo adalah salah satu presidium, selain Rochmat Wahab dan M. Din Syamsuddin, sementara Syahganda yang dihukum itu adalah sekretaris dari komite eksekutif KAMI.
 
Karena hal tersebut KAMI akan bisa bertahan sampai 2024, meski Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat ditangkap dan ditahan polisi.
 
"Mendengarnya kenapa seperti suatu organisasi terlarang yang tidak boleh mengeluarkan kritis pendapat terhadap pemerintah dan harus dipertemukan dengan orang-orang yang punya konsep yang sama dengan pemerintahan Jokowi, apa mungkin KAMI tidak disenangi pemerintah demokrasi Indonesia." ujar Refly Harun
 
"Kalau orang ditangkap hanya karena dia menyerahkan sesuatu katakan mengatakan sesuatu tentang pemerintahan ini dibungkam sungguh negara kita menjadi negara yang otoriter begitu." tegasnya.
 
 
Sempat dikatakan bahwa kepolisian di tempat berbeda pada acara konferensi pers Kamis 15 Oktober 2020 Anton Permana dan Jumhur hikayat dengan tangan diborgol serta menggunakan baju tahanan dipertontonkan seperti teroris atau organisasi yang ingin menjatuhkan presiden Indonesia.
 
Menurut Refly Harun kalau KAMI menjadi organisasi yang terlarang, karena menjadi organisasi yang diincar seolah-olah membuat kesalahan luar biasa.
 
"Padahal KAMI adalah kumpulan intelektual akademisi yang punya konsep sama universal membangun negeri ini dengan cara yang berbeda tentunya." ucap Refly
 
 
Menurutnya bahwa KAMI sebenarnya bisa dinilai mereka kumpulan orang-orang yang punya kepedulian punya kaki melihat negara ini jauh lebih baik termasuk orang yang mau ikut deklarasi KAMI.
 
Menurut Refly spekulasi yang mengatakan Gatot Nurmantyo ditangkap, hubungan KAMI mudah-mudahan tidak menjadi bahan pertimbangan yang dapat mengganggu.
 
"Karena saya khawatir kita sedang berbicara mengenai persaingan politik atau kekhawatiran terhadap sebuah kelompok yang mungkin akan berkembang di 2024 sementara kelompok-kelompok yang sudah mempertahankan kekuasaan presiden Jokowi berganti kelompok oligarki itu." ujar Refly
 
 
Karena republik ini yang begitu besar dibangun oleh the following pairs kita menjadi atau melahirkan orang-orang yang takut persaingan atau kompetisi politik secara terbuka.
 
Makanya saya memperjuangkan hilangnya presidensial threshold agar kita menjadi bangsa bermain percukongan bukan orang yang menguasai negara dengan uang.
 
"Mudah-mudahan kondisi akan terus membaik dan mudah-mudahan ini cuman kesalahpahaman saja yang bisa diselesaikan secara mudah dan tidak perlu main gengsi-gengsian dan tidak perlu juga penegak hukum menjadi pihak yang bermusuhan dengan pihak-pihak yang kritis dalam masyarakat karena mereka dalam pelindung dan pengayom masyarakat." pungkas Refly Harun.

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x