Polri Perlakukan Petinggi KAMI Mirip Koruptor, Gde: Hina Demokrasi, Mereka Aktivis Beda Pendapat

- 17 Oktober 2020, 17:45 WIB
Direktur Eksekutif INFUS Gde Siriana.
Direktur Eksekutif INFUS Gde Siriana. /

PR CIREBON - Kepolisian dinilai tengah melakukan bentuk penghinaan terhadap rakyat dan demokrasi, tepatnya terlihat dengan memperlakukan para petinggi KAMI, termasuk Syahganda Nainggolan, dengan mengenakan baju tahanan yang lengkap diborgol.

Bahkan, perlakuan penghinaan itu, seolah Polisi tak bisa membedakan tersangka koruptor dengan aktivis yang berbeda pendapat.

Meski dipertontonkan dengan tangan terborgol, Deklarator dan Komite Politik Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gde Siriana Yusuf, meyakini masyarakat masih bisa jernih melihat ketidakadilan yang terjadi.

Baca Juga: Propam Periksa Dua Oknum Polisi Diduga Kawal Jogging Cucu Konglomerat, Polda Bali: Tak Sesuai Syarat

"Justru itu kok aktivis beda pendapat disamakan dengan koruptor atau pembegal BLBI," ungkap Gde Siriana pada Jumat, 16 Oktober 2020, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Sedangkan, terkait tuduhan hasutan yang dilontarkan polisi untuk Syahganda dan Jumhur, Gde Siriana menilai itu tidak bisa dibenarkan begitu saja.

"Apa pernah ditanya seluruh yang aksi karena dihasut Syahganda dan Jumhur?" tegasnya.

Baca Juga: Demo Omnibus Law Tak Berhenti Jika Keadilan Belum Ada , 4 Tuntutan BEM SI Harus Dipenuhi Jokowi

Sebagai informasi, Mabes Polri memberikan alasan memborgol tangan para anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Kamis, 15 Oktober 2020 lalu.

Polisi menyatakan, tidak pernah membeda-bedakan dalam memberikan perlakuan terhadap para tersangka kasus.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x