Massa Surabaya Hadang Deklarasi KAMI adalah Simpatisan KITA, Maman: Saya Sudah Bilang Jangan

- 29 September 2020, 10:39 WIB
Ketua KITA, Maman Imanulhaq (Sorban merah) tengah memberikan sambutan dalam acara deklarasi Kita Provinsi Banten,Rabu (23/9).
Ketua KITA, Maman Imanulhaq (Sorban merah) tengah memberikan sambutan dalam acara deklarasi Kita Provinsi Banten,Rabu (23/9). /Dok.Kita/

PR CIREBON - Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) adalah kelompok tertuduh yang mengiring ratusan massa untuk menghadang deklarasi KAMI di Surabaya, tetapi ternyata koordinator KITA Maman Imanulhaq akhirnya mengonfirmasi bahwa massa yang mengatasnamakan 'SURABAYA ADALAH KITA' memang benar simpatisan KITA Surabaya.

Lebih lanjut, Maman berdalih sudah menyampaikan tak boleh ada pelarangan atau pembungkaman hak orang berkumpul kepada kelompok simpatisan yang menolak deklarasi KAMI.

"Saya mendapatkan beberapa WA (WhatsApp) dari beberapa daerah yang mengusulkan ingin menolak deklarasi (KAMI), konsolidasi atau bentuk apapun yang dilakukan oleh KAMI. Saya bilang tidak boleh ada pelarangan, tidak boleh ada pembungkaman hak orang berserikat atau berkumpul," ungkap Maman dalam diskusi di salah satu stasiun TV swasta pada Senin, 28 September 2020 malam.

Apalagi, menurut Maman, satu-satunya pihak yang dapat membubarkan massa adalah aparat kepolisian.

"Yang dapat membubarkan (massa) adalah aparat," tegas Maman, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia Masih Terus Meningkat, Anggota DPR Minta BNPB Tidak Loyo Sosialisasi

Namun begitu, ia juga menilai ada yang salah mengenai acara KAMI di Surabaya, sehingga terjadi penolakan oleh masyarakat dan aparat kepolisian.

"Saya ingin mengingatkan Pak Gatot dan kawan-kawan, mungkin kurang komunikasi dengan aparat kepolisian. Ini yang membedakan KITA dan KAMI. Karena KITA selalu melibatkan masyarakat dan aparat kepolisian," pungkas Maman.

Sebagai informasi, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Timur mengklaim sudah dipersekusi oleh massa yang mengatasnamakan Surabaya Adalah Kita.

"Awalnya kita ramah tamah di Graha Jabal Nur. Kita menunggu keadaan di Gedung Juang 45. Tapi kemudian yang kita dengar info kawan di lapangan, Gedung Juang 45 dikuasi oleh kelompok tidak dikenal. Dan kawan kita di sana dipersekusi dan diusir. Sehingga tidak memungkinkan di sana (untuk digelar acara)," ungkap Agus Ma'shum selaku Wakil Ketua Komite Eksekutif KAMI Jatim saat konferensi pers di Puri Mas Surabaya pada Senin, 28 September 2020 siang.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x