PR CIREBON - Salah satu deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang juga seorang Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sempat mengungkap alasan dirinya dicopot dari posisi Panglima TNI pada akhir 2017.
Menurutnya, ia diganti karena tetap bersikeras menginstruksikan seluruh anggota TNI untuk menonton film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI).
Padahal saat itu, ia hanya memerintahkan karena dia ingin meningkatkan kewaspadaan terhadap kebangkitan partai terlarang itu.
Untuk itu, Ustad Hilmi Firdausi, yang diketahui sebagai pengasuh Pondok Penghafal Al Qur'an Yatim Dhuafah Baitul Qur'an, menangapi santai dengan gaya khas dalam media sosialnya.
Baca Juga: Imbas Kasus Covid-19 Jakarta Rekor Mulu, PSBB Ketat Diperpanjang hingga 11 Oktober 2020
Secara gamblang, dia berkicau penuh keyakinan, jika waktu itu Gatot tak menginstruksikan nonton film G30S/PKI, maka kejadiannya tak akan seperti yang Gatot ungkapkan.
Misalnya, Gatot dapat memerintahkan nonton drama korea (drakor) yang sedang fenomenal di bumi nusantara, sehingga ia kemungkinan dapat duduk di kursi wapres.
"Harusnya Pak Gatot dulu jangan memerintahkan nonton Film G30S/PKI, tapi ngajak nonton Drakor atau konser KPop, mungkin bapak yang akan jadi wapres saat ini," ungkapnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.
Baca Juga: Jakarta Pecah Rekor Lagi, Kasus Covid-19 Nasional Per 24 September 2020 Naik 4.634 Pasien
Lebih lanjut, ia menanggapi kalangan yang meminta jangan menghembuskan isu tersebut setiap September seakan-akan sengaja dimainkan untuk kepentingan tertentu.