Citra Islam Indonesia Hancur usai Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber, PBNU: Teror Ulama Tak Bermoral

- 16 September 2020, 06:45 WIB
Ketua Umum (Ketum) PBNU, KH Said Aqil Siradj ditemui wartawan saat melepas jenazah almarhum KH Hasyim Wahid (Gus Im) di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu 1 Agustus 2020.
Ketua Umum (Ketum) PBNU, KH Said Aqil Siradj ditemui wartawan saat melepas jenazah almarhum KH Hasyim Wahid (Gus Im) di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu 1 Agustus 2020. /Abdu Faisal/Antara / Abdu Faisal

PR CIREBON - Kasus penusukan Syekh Ali Jaber dinilai membawa citra memalukan untuk Islam Indonesia di mata Internasional, seperti dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj.

Untuk itu, ia menegaskan pelaku penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber harus mendapat hukuman berat.

"Kita kembalikan (sanksi) kepada penegak hukum, dalam hal ini kepolisian. Kita kan punya perangkat hukum. Bukan domain saya mengatakan sanksi apa. Yang jelas, harus mendapatkan sanksi yang berat," ungkap Said Aqil Siraj di Jakarta pada Selasa, 15 September 2020.

Lebih lanjut, Said Aqil menilai, sanksi berat harus diberikan agar kejadian serupa tidak terulang kembali, apalagi ternyata penusukan ulama itu memberi efek memalukan dengan adanya pemberitaan internasional yang memuat insiden itu, seolah menghancurkan citra Islam Indonesia.

Baca Juga: Cegah Komplikasi akibat Covid-19, Negara-negara Asia Timur Sediakan Lebih Banyak Vaksin Flu

"Cukup sekali saja kejadian ini, memalukan. Berita internasional, semua memberitakan, sangat memalukan. Karena selama ini Indonesia terkenal masyarakat Islamnya ramah, santun, bersatu, toleran, moderat," katanya.

Bahkan, Said Aqil menyebut penusukan terhadap Syekh Ali Jaber adalah tindakan yang biadab dan tidak bermoral, artinya Islam melarang segala bentuk teror, termasuk kepada ulama.

"Tindakan biadab, tidak bermoral, tidak punya muru'ah, tidak punya rasa tanggung jawab bahwa apapun, atas nama apapun, siapapun melakukan teror itu dilarang oleh agama Islam. Kepada siapapun, apalagi kepada seorang mubaligh, syekh," jelas Said Aqil, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Baca Juga: Shinzo Abe Lengser, Perdana Menteri Baru Jepang Dipilih Partai di Tengah Krisis Covid-19

Sedangkan, jika tindakan teror itu dilakukan atas nama agama, maka itu akan lebih dzalim lagi.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x