Menteri Kabinet Ramai Keroyok Anies Baswedan, Cerca PSBB Total Harus Jaga Sentimen Ekonomi Publik

- 10 September 2020, 20:15 WIB
SEJUMLAH menteri Kabinet Indonesia Maju melakukan rapat online pada Senin pagi, 16 Maret 2020.*
SEJUMLAH menteri Kabinet Indonesia Maju melakukan rapat online pada Senin pagi, 16 Maret 2020.* /Instagram @pranowoanungw/

PR CIREBON - Buah dari kebijakan dadakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar mulai mendapat kritik pedas dari para menteri Kabinet Indonesia Maju

Secara ramai-ramai, mereka keroyok Anies dengan penilaian beragam, seperti yang diungkapkan dalam rapat koordinasi nasional Kadin Indonesia bidang perindustrian, perdagangan, dan hubungan internasional.

Dalam rakor itu, sejumlah narasumber menteri kabinet nampak mewarnai, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.

Baca Juga: Maksud Reshufle Presiden Jokowi Terjawab, Pengamat: Hati-hati demi Gibran dan Bobby Aman Pilkada

Adapun cercaan itu muncul dari Menteri Airlangga, menyatakan dampak kebijakan Anies sudah terlihat di pasar saham tanah air hari ini.

"Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks (IHSG) masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI (Anies Baswedan) tadi malam, sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000," ungkap Airlangga, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi pada Kamis, 10 September 2020.

Sebagai informasi, IHSG perdagangan sesi pertama hari ini ternyata jatuh terkapar di zona merah, setelah amblas 4,88% ke level 4.898,11, bahkan sebelumnya sempat dihentikan oleh bursa.

Baca Juga: Trailer Film Thimothee Chalamet ‘Dune’ Rilis, dari Bertabur Bintang hingga Pamer Efek Visual Khusus

Untuk itu, Airlangga mengingatkan Anies dalam mengambil kebijakan, seharusnya tidak sampai mengganggu kepercayaan masyarakat.

"Kita harus melihat gas dan rem ini. Kalau digas atau rem mendadak itu tentu harus kita jaga confident public. Karena ekonomi tidak hanya fundamental, tapi juga sentimen, terutama untuk sektor capital market," jelas Airlangga.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x