DPR Bingung Harga Vaksin Covid-19 Berbeda dari BUMN dan Menristek, Mulan: Jangan Bebani Rakyat, Pak

- 9 September 2020, 16:45 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulan Jameela.
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulan Jameela. /Instagram/@mulanjameela1

PR CIREBON - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulan Jameela mendesak pemerintah untuk tidak membebani masyarakat terkait harga vaksin Covid-19, apalagi adanya perbedaan pendapat menentukan harga vaksin yang hanya buat bingung.

Dalam contohnya, Menteri BUMN yang juga menjabat Ketua pelaksana Pemulihan Gugus Tugas Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir mengatakan harga vaksin Covid-19 akan mencapai sekitar 5-30 dolar USD, sehingga setiap orang perlu dua hingga tiga kali suntik untuk hasil yang maksimal.

Sedangkan di sisi lain, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan harga yang berbeda saat hadir dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI.

Baca Juga: Telat Proses Raperda Jember, Khofifah Tegas Hukum Bupati Faida Tanpa Gaji Selama 6 Bulan

Tepatnya, Menristek memaparkan harga vaksin 5 dolar USD per satu kali suntik, dengan masing-masing orang akan disuntik sebanyak dua kali dan semua biayanya diklaim akan ditanggung oleh pemerintah.

Ini jelas membingungkan, seolah kebijakan mekanisme vaksin Covid-19 dari pemerintah ini tidak hadir dari satu pintu.

"Yang jadi pertanyaan saya, apakah vaksin yang dimaksud oleh Pak Erick Thohir dan Bapak Menristek ini sama atau berbeda? Mengapa ada perbedaan harga? Terus kenapa ada pemberitahuan bahwa masyarakat juga harus membayar secara mandiri satu kali suntik vaksin," ungkap Mulan dalam pernyataan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com pada Rabu, 09 September 2020.

Baca Juga: DPR Ragu Keampuhan Vaksin Sinovac, Alex: Mutasi Covid-19 Bukannya Lebih Ganas ?

Dengan demikian, perbedaan ini akan meresahkan masyarakat, sehingga diharapkan perkataan Erick Thohir yang tidak benar-benar terjadi.

Artinya, Mulan menekankan kebijakan itu hanya akan membebani rakyat yang harus selalu membayar tiap satu kali vaksin.

"Ini menurut saya cukup meresahkan masyarakat, dan saya berharap apa yang disampaikan oleh Pak Erick itu tidak benar-benar terjadi. Kasihan rakyat, jika harus kembali dibebani dengan membayar satu kali vaksin," pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x