Oleh: Sami Leo Lantang *)
SEKITAR tahun 1990-2000, salah satu taksi dengan servis yang baik buat penumpang adalah Taksi Kosti. Sebuah usaha tranportasi umum penumpang dengan badan usaha berbentuk koperasi.Kosti sendiri adalah singkatan dari Koperasi Supir Taksi Indonesia.
Kosti dan para supirnya, memberikan kepuasan tersendiri buat para penumpangnya, siang maupun malam. Terutama, merasa aman buat diri mereka dan argonya bukan argo kuda alias menguras kantong penumpang.
Kunci keberhasilan dari Kosti, pengelola sekaligus pengurus koperasi adalah orang-orang jujur dan dapat dipercaya. Uang simpanan anggota dikelola secari baik, terbuka dan bebas dari korupsi.
Baca Juga: Uang Study Tour SMA di Bandung Senilai Rp 400 Juta Dibawa Kabur, Begini Kronologinya
Setiap lima tahun, peremajaan kenderaan otomatis dari hasil simpanan anggota selama beroperasi.
Supir yang juga anggota koperasi merasa aman dalam menjalankan pekerjaannya dan selalu memberikan servis terbaik kepada setiap penumpang.
Namun, selain pengurus koperasi yang berintegritas kepada tugasnya, ada nama besar yang menjadi pujaan para supir. Dia adalah Sarwono Kusumaatmadja, tokoh mahasiswa Angkatan 66 dan lulusan ITB yang sudah menjabat beberapa jabatan menteri, Sekjen Golkar dan anggota DPR.