Psikologis Konsumen hingga PHK, Berikut Alasan Klaim Obat Covid-19 Marak Terjadi di Indonesia

- 10 Agustus 2020, 14:15 WIB
Ilustrasi obat Covid-19.
Ilustrasi obat Covid-19. /AFP /ANDREW CABALLERO-REYNOLDS/

PR CIREBON - Pandemi Covid-19 di Indonesia sejak mulai terdeteksi hingga sekarang, telah menelan banyak korban jiwa baik yang terinfeksi, maupun yang meninggal dunia.

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau obat yang pas untuk penyakit yang menyerang sistem pernafasan tersebut, sampai akhirnya banyak orang mengklaim obat Covid-19, padahal peneliti masih melakukan uji klinis.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memaparkan empat poin utama yang menjadi penyebab maraknya bermunculan klaim obat Covid-19 di Tanah Air sehingga meresahkan masyarakat.

Baca Juga: Populasi Paling Berisiko, Peneliti Menilai Orang Obesitas Membuat Vaksin Covid-19 Kurang Efektif

"Pertama, hal itu terjadi karena buruknya politik manajemen penanganan wabah oleh pemerintah sejak awal," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Abadi Tulus saat diskusi daring dengan tema klaim obat Covid-19 yang dipantau di Jakarta, Senin, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

YLKI menilai sejak akhir Februari hingga saat kini, penanganan politik manajemen terkait pandemi oleh pemerintah masih kurang maksimal.

Kemudian, poin kedua ialah kurangnya literasi kepada masyarakat terkait produk obat-obatan selama pandemi terjadi.

Baca Juga: Rocky Gerung Ejek Erick Thohir Soal Penolakan Jadi Relawan Vaksin, Sebut Dia Sudah Gagal Ujian Etis

Faktor ketiga yang mengakibatkan maraknya klaim obat bermunculan untuk penyembuhan Covid-19 berkaitan dengan aspek psikologis konsumen.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x