Sudah Duduk, Lupa Berdiri

- 27 Januari 2023, 06:44 WIB
Ilustrasi Google /Dok/FWJI/
Ilustrasi Google /Dok/FWJI/ /

JUDUL di atas, pas bagi jabatan kepala desa alias kades. Seolah tak cukup dengan masa jabatan enam tahun. Kali ini ingin tambah satu periode alias jadi sembilan tahun. Lantas mereka unjuk demo ke Jakarta.

Apakah itu berkaitan dengan wacana presiden tiga periode. Soalnya, pemerintah terkesan "mengamini". Malah wakil rakyat atau DPR pun "sami mawon". Karuan jadi polemik di masyarakat. Pro dan kontra pun terjadi. Rasanya terkait dengan tahun politik 2024.

Posisi kades terbilang sexy untuk urusan elektoral. Dia dekat dengan masyarakat bawah alias akar rumput. Dimungkinkan bantuan dana dari pemerintah. Untuk urusan ini, menarik minat warganya untuk mencalonkan diri. Tidak aneh, ketika seseorang mencalonkan bisa menguras harta.

Baca Juga: Tertidur Saat Bermain Petak Umpet, Bocah ini Terbawa Sampai ke Malaysia

Kenapa ide sembilan tahun muncul? Ya, karena janji politik sebelumnya. Giliran kades menagih janji. Bahkan lewat tayangan medsos sampai mengancam.. Partai politik, jika sembilan tahun masa jabatan tidak dipenuhi -- bakal "habis", katanya.

Saya setuju dengan peneliti Lord Aston. "Kekuasaan yang lama atau absolut ,cenderung korup." Panjang pendek masa jabatan, juga tak menjamin sebuah desa akan maju. Yang paling penting adalah meningkatkan kualitas aparatur desa. Problem terbesar di desa adalah kualitas sumber daya manusia. Itulah yang harus menjadi perhatian serius pemerintah.

Baca Juga: Le Sserafim Puncaki Peringkat Single Harian Oricon di Jepang Lewat 'Fearless'

Akibatnya, dana desa secara umum belum mamou mempercepat pembangunan. Pun pemberdayaan masyarakat desa, karena cara pandang kepala desa maupun perangkat desa lebih tertuju pada pembangunan infrastruktur.

Akhirnya, bukan soal berapa lama masa jabatannya, tapi pada kualitas sumber daya manusia. Jangan sampai, panjangnya masa jabatan hanya untuk kepentingan bagi-bagi dana desa dan  kekuasaan. Tetapi tak menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat desa.***

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Tulisan Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x