PR CIREBON - Polemik RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) diwarnai dengan pembakaran bendera salah satu partai, yaitu bender PDI Perjuangan (PDIP).
Budayawan Nahdlatul Ulama (NU) Ngatawi Al-Zastrouw berpendapat bahwa aksi tersebut merupakan bukti dari rendahnya pendidikan politik, solidaritas, maupun etika antarpartai politik di Parlemen.
"Bahkan yang lebih dominan adalah justru sifat politicking alias suka mempolitisasi demi kepentingan sendiri," kata Ngatawi dalam keterangan tertulisnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.
Ngatawi mengatakan hal itu melihat tidak adanya reaksi partai politik terhadap pembakaran bendera PDIP.
Baca Juga: Berniat Mengenang Video Lama Putrinya, Ayah Ini Mendapati Sosok Misterius Ikut Terekam
Ngatawi pun melihat bagaimana solidaritas antarpartai sangat rendah dan membuktikan jalinan antarpartai sangat transaksional.
"Jangankan memberikan pembelaan terhadap sesama partai yang simbolnya dinista oleh demonstran, bahkan sekadar ucapan simpati dan bela rasa tidak muncul dari partai-partai lain," kata Ngatawi.
Dia menjelaskan, institusionalisasi parpol sebenarnya terus digoyang oleh berbagai pihak yang ingin mengarahkan demokrasi Indonesia lebih bernuansa individualis.
Baca Juga: Kurangi Cemas dan Rasa Takut akibat Covid-19 di Masyarakat, Unpad Kembangkan Inovasi Metode Hinopsis