Namun dalam beberapa waktu ke depan, Pemerintah Indonesia berencana mengembalikan para pengungsi ke laut dengan dibekali bensin perahu, pakaian dan juga makanan.
Baca Juga: Kisah Bocah Cabe Rawit, Selamatkan Ibu yang Alami Kejang saat Mengemudi dengan Instruksi Jarak Jauh
Sontak saja, para nelayan melakukan protes di kantor pemerintah daerah setempat. Lebih detailnya, protes itu bernada kecaman karena pemerintah tak mampu menolang dalam nama kemanusiaan.
Untuk itu, mereka meminta agar para warga Rohingya untuk sementara waktu diberikan tempat tinggal di pengungsian.
Bahkan, seorang nelayan lain bernama Syaiful Amri menegaskan, para nelayan akan tetap menerima warga Rohingya yang mengungsi, meski tidak memiliki izin dari pemerintah.
Baca Juga: Kinerja Menteri Memburuk, Presiden Jokowi: Demi Rakyat, Saya Siap Pertaruhkan Reputasi Politik
"Kalau pemerintah tidak mampu, kami saja masyarakat yang membantu mereka, karena kami adalah manusia dan mereka (para pengungsi Rohingya) adalah manusia juga dan kami memiliki hati," tegas Syaiful.
Sementara itu, para pengungsi Rohingya telah kabur dari Pemerintah Myanmar sejak November lalu, tetapi sebagian negara yang mereka datangi menolak yang salah satunya adalah Malaysia.
Sehingga, seorang Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid menyebut keputusan para nelayan yang menerima pengungsi Rohingya adalah pilihan yang tepat.
Baca Juga: Jenazah Covid-19 Ikut Disorot Presiden dalam Ratas, Jokowi: Jangan Ada Lagi Perebutan Paksa