Network
SABACIREBON-Kelompok masyarakat yang dinamakan "masyarakat melek internet" atau digital native dijadikan sampel oleh Lembaga Survei Jakarta (LSJ) dalam menentukan Calon Presiden.
Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra digadang-gadang bisa menjadi Calon Presiden dengan elektabilitas tertinggi yaitu 24.9%.
Digital native dianggap sebagai kelompok individu yang rasional. Jadi pilihan berdasarkan pertimbangan rasional bukan kedekatan emosional. Kelompok ini merupakan generasi yang lahir berdampingan dengan teknologi informasi (generasi di bawah usia 35 tahun).
Baca Juga: David Rumakiek Terkesan Sambutan Hangat Selama Berada di Bandung
Berdasarkan data BPS 2021, proporsi generasi ini mencapai 43% dari total populasi Indonesia dan sebagian besar dari mereka akan menjadi pemilih pemula (first-time voters) dalam Pemilu 2024 nanti.
Mereka adalah orang-orang yang sangat aktif berselancar di internet mencari berbagai informasi, termasuk informasi tentang capres. Sebab itu generasi digital natives ini sangat seksi perannya dalam Pemilu 2024 sehingga menjadi rebutan dan bidikan utama para capres.
Prabowo disebut mengalahkan calon lainnnya, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, yang saat ini memimpin Propinsi Jateng, DKI Jakarta dan Menperkraf. Tiga pihak yang disurvei ini memiliki range elektabilitas 10-20%.
Baca Juga: Polisi Aktip yang Memiliki 200 Gram Sabu-sabu, Mencoba Bunuh Diri di Sel Tahanan
LSJ juga menjajaki beberapa nama lain, baik yang sudah menjadi tokoh atau yang baru mucul. "Ahok" Basuki Tjahaja Purnomo, Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Thohir, Moeldoko, Mahfud Md dan Gatot Nurmantyo, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) serta Puan Maharani. Calon-calon ini memiliki range elektabilitas antara 5,2% - 0,2%.
Peneliti Senior dari LSJ Fetra Ardianto menilai, Prabowo digadang-gadang karena dianggap mampu memahami geopolitik global. Sosok yang demikian relevan dengan kondisi global saat ini.
