Hasil dari Lembaga Survei Indometer: Elektabilitas Golkar Merosot ke 5 Besar, Kalah dari Gerindra dan PKB

- 15 Mei 2022, 15:55 WIB
Lembaga Survei mulai mengkalkulasi kekuatan partai politik dan Calon Presiden untuk Pemilu dan pemlihan presiden mendatang./pikiran-rakyat.com
Lembaga Survei mulai mengkalkulasi kekuatan partai politik dan Calon Presiden untuk Pemilu dan pemlihan presiden mendatang./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP disebut-sebut masih memiliki elektabilitas yang tinggi. Survei yang dilakukan Lembaga Survei Indometer menempatkan, partai satu  koalisi utama dari partai yang berkuasa saat ini, justru terlempar dari  4 besar.
 
Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB mengatakan survei Indometer dilakukan pada 20 hingga 27 April 2022 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi dan dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling).

Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Untuk margin of error survei sekitar 2,98 persen dengan kepercayaan 95 persen. Dari survei itu didapatkan, peringkat pertama dan kedua masih dikuasai oleh partai pendukung pemerintah yakni PDI-P dan Gerindra.
 
Baca Juga: Catat,! 5000 Titik Ditunjuk Kemen-BUMN sebagai Tempat Penjualan Migor Curah Rp.14.000/Liter
 
Sebaliknya, terjadi dengan partai Golkar. Partai yang tidak pernah menjadi oposisi ini
merosot ke posisi lima besar dengan perolehan elektabilitas sebesar 5,6 persen. Leonard SB menambahkan  Golkar yang biasanya di peringkat tiga atau empat kini melorot ke lima besar," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Untuk peringkat pertama dan kedua masih dikuasai oleh partai pendukung pemerintah yakni PDI-P dan Gerindra. Temuan survei Indometer PDI-P memperoleh elektabilitas 18,4 persen dan Gerindra 12,2 persen.
 
Selanjutnya untuk posisi ketiga diduduki oleh PKB dengan elektabilitas 8,1 persen, disusul Demokrat 5,8 persen.

Ia mengatakan jika dibandingkan dengan PDI-P dan Gerindra atau PKB, anjloknya elektabilitas Golkar sebagai bagian dari koalisi pemerintah patut menjadi perhatian.
 
Baca Juga: Dari Ajang MotoGP, No 46 milik Valentino Rossi di Pensiunkan dan Dilarang Digunakan Pihak Lain.
 
Hasil survei ini akhirnya merembet tentang kemungkinan pencalonan, Ketua Umum  Golkar Airlangga Hartarto dalam bursa calon presiden. "Turunnya elektabilitas Golkar berkorelasi dengan stagnannya Ketua Umum Airlangga Hartarto dalam bursa calon presiden," jelas Leonard dikutip dari Antara.
 
Padahal jika dikaitkan keikutsertaan Golkar dalam koalisi, Golkar selalu berada di pemerintahan dan setiap pemilu menduduki peringkat pertama atau kedua. Pada Pemilu 2019, Golkar tergeser ke peringkat ketiga namun perolehan kursi di DPR terbanyak kedua.
 
Selanjutnya  Leonard menilai,  turunnya elektabilitas Golkar ada hubungannya  dengan stagnannya Ketua Umum Airlangga Hartarto dalam bursa calon presiden. Selama ini, bursa calon presiden (capres) dikuasai oleh nama-nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Sementara, elektabilitas Airlangga masih tertinggal jauh di papan bawah.
 
Baca Juga: Piala Thomas: Menanti Juara Ke-15 Kalinya

Menurut dia, jika ingin tetap mengusung Airlangga sebagai capres, Golkar harus menggandeng figur dengan elektabilitas tinggi misalnya Ganjar atau Anies Baswedan.

Pilihan nama tersebut juga masih harus mempertimbangkan koalisi dengan partai-partai politik lain mengingat adanya ketentuan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen.

Hasil lengkap perolehan elektabilitas partai politik yang dilakukan lembaga survei Indometer yakni PSI meraih elektabilitas 5,2 persen, PKS 4,7 persen dan Nasdem 4,2 persen.

Berikutnya PPP 2,5 persen dan PAN 1,8 persen yang masih harus berjuang untuk bisa menembus parliamentary threshold (ambang batas parlemen) sebesar empat persen. Selain itu, ada juga partai baru yakni Partai Ummat 1,4 persen dan Gelora 1,2 persen.
 
Baca Juga: Benarkah Suhu Panas Berakhir Pertengahan Mei Ini?, WMO: Suhu Panas Bukan Gelombang Panas

Pada papan bawah temuan Indometer menunjukkan Perindo hanya meraih 0,8 persen; Hanura 0,6 persen; PBB 0,4 persen; PKPI 0,3 persen; dan Berkarya 0,1 persen.

Sementara, sisanya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 25,8 persen.
 
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP disebut-sebut masih memiliki elektabilitas yang tinggi.***
 
 
 

Editor: Aria Zetra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x