Cek Fakta: Benarkah Jokowi Membeli Obat Berbahaya dan Mematikan dari Tiongkok untuk Tangkal Corona?

- 25 Maret 2020, 14:35 WIB
HOAKS Presiden Joko Widodo memesan obat dari Tiongkok yang menyebabkan kematian untuk menangkal virus corona.*
HOAKS Presiden Joko Widodo memesan obat dari Tiongkok yang menyebabkan kematian untuk menangkal virus corona.* //Turn Back Hoax

PIKIRAN RAKYAT - Penelitian terus berjalan untuk mencari obat yang paling efektif dalam menyembuhkan infeksi virus corona. Sejumlah negara di berbagai belahan dunia pun tengah gencar mendanai penelitian tersebut.

Sebagaimana diketahui, virus corona terus menyebar ke berbagai negara dan menyebabkan ribuan orang meninggal dunia sejak pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada Desember 2019 lalu.

Di Indonesia, virus ini telah menyebabkan 686 orang positif, 55 orang meninggal dunia, dan 30 orang dinyatakan sembuh per Rabu, 25 Maret 2020.

Baca Juga: Ingin Steril dari Wabah Covid-19, PKL Kota Cirebon Lakukan Penyemprotan Cairan Disinfektan

Dengan kondisi tersebut, Indonesia sering disebut sebagai negara genting virus corona, di mana akhirnya membuat pemerintah mulai memberlakukan ragam kebijakan serta mencari-cari vaksin atau obat untuk menyembuhkan terinfeksi dengan cepat.

Berkenaan dengan hal itu, baru-baru ini beredar kabar menyebut Presiden Joko Widodo memesan obat untuk menangkal virus corona dari Tiongkok yang sangat berbahaya serta menyebabkan kematian.

Kabar tersebut beredar melalui pesan singkat WhatsApp yang menyebutkan bahwa obat chloroquine yang dipesan Presiden Joko Widodo untuk melawan virus corona atau Covid-19 membuat seorang warga di Amerika Serikat meninggal dunia.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Purwokerto Masuk Zona Merah? Tinjau Penuturan Bupati Banyumas

Dalam pesan berantai tersebut disertai tautan yang mengarah ke pemberitaan sebuah artikel yang dimuat media online Indonesia dengan judul 'Warga AS Tewas Usai Minum Cairan Mengandung Chloroquine' disertai narasi yang mengikutinnya.

Obat yang dibeli Jokowi dari komunis Cina sangat berbahaya dan berakibat kematian, suruh Jokowi aja yang minum obat tersebut.

"Akibat tenggak obat Chloquine warga AS semaput langsung masuk kamar mayat, mati, mati sia-sia akibat Chloroquine, obat ini di beli jokowi dalam jumlah banyak," dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari tangkapan layar pesan singkat WhatsApp.

Baca Juga: Kemendag Terbitkan Regulasi Percepatan Impor APD untuk Tangani Covid-19

Namun, setelah dilakukan penelusuran oleh tim cek fakta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), kabar yang menyebut Jokowi memesan obat dari Tiongkok yang sangat berbahaya hingga menyebabkan kematian seperti yang terjadi pada warga AS, dapat dipastikan hoaks.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Turn Back Hoaks, narasi pesan berantai dengan konten artikel berita yang dibagikan tidak berkaitan sama sekali.

Sebab, dalam pemberitaan yang tayang pada tanggal 24 Maret 2020 ini, memberitakan peristiwa meninggalnya seorang pria di Amerika Serikat setelah menenggak cairan pembersih akuarium dengan kandungan chloroquine.

Baca Juga: Gunakan Bahasa Sunda, Game Valthirian Arc Hero School Story Resmi Rilis di Indonesia

Menurut kesaksian istrinya, pria tersebut menenggak cairan pembersih akuarium setelah Presiden Amerika Serikat melakukan konferensi pers menyatakan bahwa chloroquine dapat menangani virus Corona.

Terkait kejadian tersebut, sistem manajemen rumah sakit Banner Health yang berbasis di Arizona dalam laporannya menyatakan, agar para penduduk tidak sembarang mengkonsumsi atau melakukan pengobatan sendiri meski dengan tujuan mencegah infeksi virus.

“Terkait dengan informasi yang simpang siur terkait Covid-19, kami memahami sebagian masyarakat mencoba mencari jalan untuk mencegah terinfeksi virus tersebut.

Baca Juga: 9 Langkah Cegah Perlambatan Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19 Menurut Presiden Jokowi

"Namun, mengobati diri sendiri bukan cara yang tepat,” ujar Direktur Pusat Informasi Obat-obatan dan Zat Beracun Banner Health, dr. Daniel Brooks.

Dari penjelasan itu, jelas bahwa pria itu bukan meninggal lantaran meminum obat chloroquine, melainkan cairan pembersih akuarium yang di dalamnya terdapat kandungan chloroquine.

Perlu diketahui, selain dijadikan obat, chloroquine juga kerap digunakan sebagai salah satu bagian untuk membuat cairan pembersih. Hal itu tentunya berbeda dengan obat chloroquine yang dipesan oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Covid-19 Lebih Cepat Berkembang saat Musim Hujan, Daya Tahan Tubuh Jadi Hal Utama untuk Diperhatikan

Obat tersebut merupakan obat untuk menangani penyakit malaria. Adapun, untuk mengonsumsinya tidak boleh sembarangan, harus tetap disertai resep dokter.

Jubir pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto menegaskan, chloroquine merupakan obat yang keras dan penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.

Karena itu, masyarakat diimbau tak sembarangan mengkonsumsi obat itu untuk mencegah virus Corona (COVID-19).

Baca Juga: Akan Ada Diskon Tagihan Listrik Selama 6 Bulan Darurat Covid-19, Tak untuk Semua Kalangan

“Chloroquine adalah obat keras. Karena itu, penggunaannya sudah barang tentu harus dengan resep dokter dan dalam pengawasan dokter untuk pengawasan dokter di RS. Tidak untuk diminum sendiri di rumah,” ujarnya.

Yuri menjelaskan, penggunaan chloroquine dalam penanganan COVID-19 adalah untuk layanan perawatan. Obat itu, kata dia, bukan digunakan sebagai profilaksis atau pencegahan.

“Penggunaan obat-obatan yang kita terapkan adalah dalam konteks untuk layanan rawatan. Sekali lagi bukan untuk layanan profilaksis,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Turn Back Hoax MAFINDO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x