Cek Fakta: Benarkah Virus Corona Dapat Bertahan Selama Delapan Jam di Udara?

- 24 Maret 2020, 14:47 WIB
ILUSTRASI batuk, penularan virus.*
ILUSTRASI batuk, penularan virus.* /PIXABAY/


PIKIRAN RAKYAT - Studi tentang penelitian virus corona SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 terus dilakukan, kemungkinan salah satu cara penularannya melalui udara.

Para peneliti, dalam sebuah studi The New England Jornal of Medicine pada 18 Maret 2020 lalu, menemukan bahwa SARS-Cov-2 masih berpotensi menularkan ketika mereka bersifat aerosol atau tersebar di udara.

Berkenaan dengan hal itu, baru-baru ini sebuah pesan tersebar via aplikasi pesan instan WhatsApp yang mengatakan bahwa virus corona kini sudah terkonfirmasi bersifat 'airborne' atau melayang di udara.

Baca Juga: Doa Kim Jeffrey di Ulang Tahunnya: Sepak Bola, Keluarga, dan Corona

Pesan itu juga menambahkan keterangan dalam bahasa Inggris yang mengatakan bahwa virus corona mampu bertahan delapan jam di udara dan memperingatkan orang untuk terus memakai masker di mana pun.

Sebagai referensi, pesan tersebut juga mencantumkan tautan ke halaman berita situs CNBC.
 
Tangkapan layar pesan berantai yang menyebut virus corona mampu bertahan delapan jam di udara.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Ibuprofen Bisa Percepat Kematian Terinfeksi Covid-19, Tinjau Kebenarannya

Namun setelah dilakukan penelusuran tim cek fakta kantor berita Antara, klaim yang menyebut virus corona mampu melayang delapan jam di udara, dapat dipastikan hoaks atau bohong.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari halaman berita CNBC Internasional berjudul "WHO considers ‘airborne precautions’ for medical staff after study shows coronavirus can survive in air".

Dalam artikel tersebut, CNBC mengutip penjelasan dari seorang pejabat WHO Dr. Maria Van Kerkhove yang membidangi penularan penyakit dari hewan ke manusia (zoonosis).

Baca Juga: Pulang dari Jakarta, 4 Balita di Cirebon Berstatus PDP Virus Corona

Kerkhove tidak mengatakan berapa lama virus corona bertahan dalam lingkungan seperti itu, apalagi menyebut angka delapan jam.

Kerkhove hanya mengatakan staf medis yang menangani pasien COVID-19 perlu berhati-hati terhadap kemungkinan penularan virus lewat udara di dalam fasilitas kesehatan.

"Jika Anda melakukan prosedur-prosedur medis pencetus aerosol seperti di ruang perawatan, Anda berpeluang 'menyemburkan' partikel-partikel ini (percikan pasien)," ujar Kerkhove.
 
Baca Juga: Peringatan HUT Kabupaten Cirebon Batal, Bupati Pilih Potong Tumpeng di Rumah Bersama Keluarga

Aeorosol adalah partikel cair atau padat yang melayang di udara, seperti asap, debu dan gas, yang kerap digunakan dalam prosedur kesehatan.

Sementara itu, Direktur Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit AS Robert Redfield mengatakan penularan virus corona melalui permukaan benda, seperti logam dan plastik, lebih berperan dibanding lewat udara.

Berdasarkan fakta yang berhasil dihimpun PikiranRakyat-Cirebon.com, klaim yang menyebut virus corona dapat bertahan lama diudara dan menginfeksi orang lain, dapat dipastikan hoaks, dan masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x