Tak Mampu Atasi Karhutla, Presiden Joko Widodo Instruksikan akan Copot Aparat Pemerintah di Wilayah Binaan

- 6 Februari 2020, 19:43 WIB
TIM gabungan yang memandamkan api di karhutla Gunung Sumbing.*/EVIYANTI/PR
TIM gabungan yang memandamkan api di karhutla Gunung Sumbing.*/EVIYANTI/PR /Eviyanti/

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo memberikan arahan mengenai upaya peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Istanan Negara, Jakarta pada Kamis 6 Februari 2020.

Presiden Joko Widodo menyampaikan dengan tegas bahwa pihaknya tidak akan memberikan toleransi bagi aparat TNI dan POLRI apabila di wilayah binaanya mengalami kebakaran hutan dan lahan.

"Khusus TNI dan Polri yang wilayahnya terdapat kebakaran besar, hati-hati Pangdamnya, Kapoldanya, Danremnya, Dandimnya, dan Kapolresnya.

Baca Juga: Terhitung 10 Kali Kebanjiran Dalam Satu Tahun, Warga Cipatat Minta Dibuatkan Saluran Air

"Pasti saya telepon Panglima dan Kapolri kalau ada kebakaran di wilayah kecil yang agak membesar. Saya tanya pasti Dandimnya sudah dicopot belum?," tegas Presiden Joko Widodo.

Presiden mengingatkan, bahwa sebenarnya pemerintah memiliki infarstruktur dan instrumen hingga ke tingkat bawah untuk menangani kebakaran hutan dan lahan, jadi sekecil apapun kebakaran tersebut harus segera mungkin dikendalikan agar tidak semakin membesar.

Orang nomor satu di Indonesia tersebut juga menyebutkan, infrastruktur dan instrumen apa saja yang dapat diandalkan ketika terjadi peristiwa kebakaran.

Baca Juga: Mudah Deteksi Virus Corona, AI Screening Dipasang di Jalanan Beijing

"Kita punya Babinsa, Babinkamtibmas, beri tahu mereka. Gubernur, bupati, wali kota, ada kepala desa, beri tahu mereka. Sehingga sekali lagi kalau ada api sekecil apapun segera padamkan, jangan sampai meluas dan sulit diselesaikan," lanjut Presiden Joko Widodo.

Kerugian besar yang selalu ditimbulkan dari dampak kebakaran tersebut membuat Jokowi -sapaan Presiden Joko Widodo- kedepanya akan menindak tegas segala bentuk keteledoran yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait.

Mengingat, tahun-tahun sebelumnya jumlah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Bantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh, Ketahui Manfaat Lain Blueberry yang Jarang Diketahui

"Kita tidak ingin seperti kebakaran di Rusia mencapai 10 juta hektare, di Brazil 4,5 juta, di Bolivia 1,8 juta, di Kanada 1,8 juta, dan terakhir kita tahu kebakaran besar terjadi di Australia. Informasi yang saya terima sebulan lalu 6 juta, tapi tadi pagi saya cek sudah 11 juta," ingat Presiden.

Maka dari itu, pihak pemerintahan dibawah intruksi kepala negara agar lebih intensif dalam melakukan upaya pencegahan. Salah satunya dengan penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut oleh Badan Restorasi Gambut harus terus dilakukan.

Selain itu, Presiden Jokowi mengintruksikan agar ferkuensi pemeriksaan di lapangan lebih ditingkatkan, karena fungsi pengawasan memiliki peranan vital dalam upaya pencegahan karhatula agar tidak meluas.

Baca Juga: Diduga Akibat Korsleting Listrik, Mesin Fotocopy di Cirebon Terbakar 

"Saya minta frekuensi patroli lapangan terutama di wilayah rawan kebakaran tolong mulai diperintahkan kepada aparat di bawah kita sehingga penguasaan lapangannya betul-betul bisa kita kuasai

"Pemerintah daerah dan aparat teritorial seperti Babinsa dan Babinkamtibmas itu betul-betul dikerahkan dan melibatkan partisipasi masyarakat. Kita harapkan kondisi harian di lapangan selalu terpantau," pungkas Presiden.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Sekretariat Kabinet


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x