Dia menceritakan, kalau mendengar cerita dari para wartawan di daerah maka ancamannya bukan sekadar ancaman.
Para wartawan itu benar-benar ditampar, dan bahkan ada yang benar-benar nyawanya meninggal.
"Jadi gue kalau ada cerita-cerita gitu tuh gue merasa 'Ah lebay banget lu nggak ada apa-apanya'," katanya.
Sementara itu, dia mendapat ancaman saat kencang-kencangnya membahas kasus PSSI, dan mengatakan kalau mafia bola agak berbeda.
"Itu agak gimana gitu. Ancamannya berupa Whatsapp, tapi ya itu cuma WhatsApp, yang menurut gue lebih ngeselinnya itu tuh di media sosial," ucapnya.
Seperti mendapat doxing atau menyebarluaskan informasi pribadi ke publik terhadap seseorang individu atau organisasi ke jagat maya, atau mendapat makian dan sebagainya, itu hal dinilainya mengesalkan.
"Itu beneran ngeselin banget, dan bisa bikin ciut, bukan karena lu takut, tapi karena lu males aja," ucapnya.
Najwa Shihab mengatakan, saat ingin membicarakan sesuatu seperti saat membahas Undang-Undang Ciptakerja, atau membahas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menurutnya setiap orang berhak memberikan opini.