PR CIREBON – Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean kembali menulis cuitan terkait buzzer dan pengkritik pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Apalagi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini mengeluarkan fatwa yang melarang buzzer yang menyebarkan aib dan ujaran kebencian.
Dipantau PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter Ferdinand Hutahaean @ferdinandhaean3 pada Sabtu, 13 Februari 2021, ia mengatakan bahwa isu buzzer dan pengkritik merupakan propaganda opini untuk membentuk stigma negatif terhadap Jokowi dan koalisinya.
“Koar-koar tentang buzzer dan anti kritik itu hanya isu propaganda opini untuk membentuk stigma negatif bagi Presiden dan Koalisi Kekuasaan,” tulis Ferdinand.
“Mereka akan berpura-pura tertindas, padahal memfitnah Presiden Jokowi dengan tuduhan otoriter dan anti kritik saja mereka berani sambil tertawa, tak ada ketakutan. Munafik!” tulis Ferdinand.
Menurutnya, hal itu hanyalah sebuah pengalihan isu.
“Serangan terhadap Pak Jokowi yang dituduh anti kritik dan memelihara buzzer adalah peralihan isu setelah mereka gagal memaksa Pilkada 2022. Tujuannya membangun stigma negatif seakan Jokowi otoriter agar calon yang didukung koalisi Jokowi 2024 ditakuti rakyat,” kata Ferdinand dalam akun Twitter-nya.