Jelaskan Alasan Indonesia Gunakan Vaksin Covid-19 Sinovac, dr. Tirta: Bukan karena Murah, Tapi Ini Lebih Aman

- 26 Januari 2021, 22:03 WIB
dr. Tirta menjelaskan alasan Indonesia memilih vaksin Covid-19 buatan Sinovac untuk program vaksinasi.*
dr. Tirta menjelaskan alasan Indonesia memilih vaksin Covid-19 buatan Sinovac untuk program vaksinasi.* /Instagram.com/@dr.tirta

PR CIREBON - Vaksin Covid-19 jenis Sinovac saat ini sudah disuntikan ke beberapa pejabat, petugas kesehatan dan pelayanan umum.

Namun, program vaksinasi Covid-19 masih mendapat penolakan dari sejumlah masyarakat, lantaran vaksin Sinovac berasal dari Tiongkok dan harganya yang cukup murah.

Mengenai hal tersebut, dr. Tirta Mandira Hudhi sebagai relawan edukasi Covid-19 menjelaskan mengapa Indonesia menggunakan vaksin Sinovac.

Baca Juga: Soroti Dana Kementan Dipotong Rp6 Triliun untuk Vaksin, Johan Rosihan: Vaksin Terbaik Adalah Pangan yang Cukup

dr.Tirta menjelaskan bahwa ada beberapa jenis vaksin yang sudah diteliti seperti Pfizer dan Moderna.

"Pfizer itu buatan Norwegia, kalau Moderna itu diteliti di AS. Jadi gini Pfizer dan Moderna itu basisnya menggunakan LMNA, LMAN itu printilan protein disebutnya protein spike, itu metode vaksin baru," jelasnya yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari unggahan kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Selasa 26 Januari 2021.

Sedangkan vaksin Sinovac, menurut dr. Tirta itu terdiri dari virus Covid-19 yang dimatikan, sehingga lebih aman.

Baca Juga: Dituduh Terima Bayaran Karena Getol Promosikan Vaksinasi Covid-19, dr. Tirta Geram: Mikir Kalau Ngomong!

"Kalau Sinovac itu pake virus inaktif alias mati, jadi otomatis kalau virusnya mati lebih save," paparnya.

Sementara itu, dr. Tirta mengatakan untuk vaksin jenis Pfzier dan Moderna ini yang mana menggunakan protein virus jenis baru, sehingga belum ada penelitian bagaimana efek jangka panjangnya.

"Namanya LMNA itu dia efikasinya tinggi, tapi dari penelitian pun diakui, karena protein spike itu baru, belum ada penelitian jangka panjangnya gimana," ujarnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia Tembus 1 Juta, Menkes Budi Gunadi: Angka Ini Harus Membuat Kita Merenung

Namun, untuk vaksin Pfizer ini menurut dr. Tirta cocok diberikan kepada lansia.

"Apakah cocok di orang lansia atau anak muda, si Pfizer sih sama jurnal bilangnya di lansia. Nah di Norwegia kebijakan Pfzier itu diberikan ke usia 70 tahun keatas," ungkapnya.

Adapun efek dari vaksin Pfizer, dr Tirta mengatakan bahwa di Singapura rata-rata lansia hanya mengeluh gejala ringan.

Baca Juga: Kemenhub Terbitkan SE, Perpanjang Penerapan Protokol Kesehatan Perjalanan Dalam dan Luar Negeri

"Di Singapura sih nggak ada masalah, rata-rata orang yang divaksin Pfizer di Singapura pada curhat mereka demam, mereka nyeri sendi sampe 36 jam," jelasnya.

"Kalau Sinovac di Indonesia Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dilaporkan itu baru 28 persen dan ringan banget," sambung dr. Tirta.

Sedangkan Moderna menurut dr. Tirta menimbulkan efek alergi dari protein spike yang terdapat dalam vaksin Moderna.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Tol Kayu Agung–Palembang, Perjalanan Pelabuhan Bakauheni ke Palembang Hanya 3,5 Jam

"Moderna ini kalau di AS kemarin agak heboh, jadi orang yang disuntik Moderna itu terkena Bell's Palsy, jadi ini alergi sistemik yang mengakibatkan wajah lumpuh," paparnya.

Sehingga dr. Tirta menyampaikan bahwa pemerintah memprioritaskan vaksin Sinovac untuk diberikan ke masyarakat.

"Nah makannya pemerintah kita itu Sinovac dulu, karena lebih aman," jelasnya.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Youtube Deddy Corbuzier


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x