Komisi III DPR Minta Ubah Kata 'Laskar' FPI, Desmon: Jika Tetap Digunakan, Ancam Persatuan Bangsa

- 12 Desember 2020, 06:43 WIB
Situasi RDPU Komisi III DPR RI dengan keluarga korban penembakan Tol Japek, Pasca Mendengar Keterangan Keluarga Laskar FPI, DPR RI Respons Komisi III Pasti Menindak lanjuti.*
Situasi RDPU Komisi III DPR RI dengan keluarga korban penembakan Tol Japek, Pasca Mendengar Keterangan Keluarga Laskar FPI, DPR RI Respons Komisi III Pasti Menindak lanjuti.* /Tangkap layar YouTube.com/ DPR RI
PR CIREBON - Pada Kamis 10 Desember, DPR RI telah menggelar rapat dengar pendapat umum (RDPU), terkait kasus penembakan anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yang menyebabkan enam orang tewas. Dalam RDPU tersebut, turut hadir keluarga korban
 
Yang mana pada saat itu Keluarga dari korban penembakan polisi terhadap enam orang Laskar FPI yang sebagai pengikut Muhammad Rizieq Shihab (MRS) sempat menemui Komisi III DPR, Kamis 10 Desember.
 
Kemudian, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Desmond J. Mahesa pada saat di dalam persidangan turut mempertanyakan pembentukan laskar oleh Front Pembela Islam (FPI) dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi III DPR dengan keluarga korban tewas di ruas Tol Jakarta-Cikampek.
 
 
Namun pada saat di dalam persidangan Wakil Komisi III DPR Desmond J Mahesa tiba-tiba menyoroti dari sebuah penggunaan kata 'laskar' yang digunakan untuk menyebut simpatisan Front Pembela Islam (FPI).
 
Enam simpatisan FPI yang tengah mengawal Habib Rizieq Shihab tewas ditembak petugas polisi karena dianggap mengancam dengan senjata api dan senjata tajam.
 
Dari keterangan yang telah diberikan oleh keluarga korban, Desmond kemudian menanyakan apakah pada anggota FPI tersebut mendapatkan sebuah pelatihan khusus untuk menjadi pengawal Habib Rizieq.
 
"Ada enggak pelatihan khusus untuk melakukan pengawalan?," tanya Desmond J Mahesa. seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari siaran langsung yang disiarkan oleh DPR RI pada saat persidangan, Kamis 10 Desember 2020
 
 
Kemudian paman dari salah satu simpatisan yang menjadi Laskar FPI Andi Oktiawan, Umar, memberi sebuah keterangan.
 
Tepatnya, pada saat kejadian penembakan itu adalah rombongan untuk pergi mengaji keluarga di salah satu tempat pada wilayah Bogor.
 
"Saya klarifikasi. Tadi sudah saya terangkan bahwa ini rombongan imam untuk mengaji keluarga. Di perjalanan jam 10.00 untuk rombongan keluarga, diiringi mobil laskar, dua di depan, dua di belakang," ujar Umar.
 
Umar dengan menegaskan bahwa para simpatisan yang disebut Laskar FPI pada saat mengawal tidak pernah dibekali senjata karena bukan bertujuan perang.
 
 
Kemudian untuk diluar Laskar, seperti yang disebutkan yaitu Laskar Khusus Umar mengaku tidak tahu tentang adanya laskar khusus FPI itu.
 
"Untuk mengetahui laskar pasukan khusus, saya enggak tahu. Mungkin khusus itu maksudnya khusus pada saat itu yang ditugaskan oleh imam," ucap Umar.
 
Kemudian Umar mengatakan sebuah masalah pistol yang mana kayaknya sudah pada tahu harganya berapa. 
 
"Laskar ini, pejuang-pejuang Islam ini, sukarela dengan hati nurani. Mau beli baju saja nyicil, sekarang di mana bisa punya senjata seperti itu?," pungkasy.
 
 
Dari sebuah pernyataan yang diberikan Umar lalu Desmond menyoroti sebuah penggunaan ikata  'laskar' yang disebut-sebut sebagai pasukan atau pengamanan pihak FPI.
 
Karena Desmond menilai bahwa sebuah kata Laskar seharusnya hanya mengacu pada tentara yang hendak berperang atau satuan khusus saat perang.
 
"Saya juga ingatkan, kalau ini laskar 'kan tentara. Jadi bingung juga saya," ujar Desmond.
 
Kemudian Desmond pun berfikir jika Laskar FPI dibentuk, akan berperang dengan siapakah FPI ini.
 
"Laskar ini tentara, untuk perang juga. Perang sama siapa? Saya jadi bingung," imbuhnya.
 
 
Desmond bahkan menilai penggunaan istilah yang berbahaya dapat mengancam persatuan bangsa.
 
Kemudian Desmond pun memberikan sebuah saran agar kata Laskar tidak lagi dipakai agar menghindari sebuah opini dan kekhawatiran bahwa laskar ini untuk perang dengan Negara.
 
Karena jika kata Laskar digunakan oleh FPI, ini sama saja jadi seperti sebuah keadaan perang.
 
"Saya sebagai pimpinan Komisi III melihat hal-hal kayak gini, negara ini jadi kayak keadaan perang semua. Kalau sudah laskar-laskaran, sama saja zaman kita laskar prarevolusi," pungkas.
 
"Hal-hal kayak gini menurut saya harus hati-hati," imbuh Desmond.

 ***

 
 
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Youtube DPR RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x