Keponakan Prabowo Bicara Kasus Edhy: Lagu Lama dalam Catur Politik Pilkada 2020

- 5 Desember 2020, 16:23 WIB
Hashim Djojohadikusumo dan Rahayu Saraswati menggelar konferensi pers bersama pengacanya Hotman Paris Hutapea.
Hashim Djojohadikusumo dan Rahayu Saraswati menggelar konferensi pers bersama pengacanya Hotman Paris Hutapea. /Dok. PT Bima Sakti Mutiara (BSM)/
PR CIREBON - Rahayu Saraswati sebagai Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), ponakan dari Menhan RI Prabowo Subianto merasa dirugikan atas terbongkarnya kasus Edhy Prabowo yang berimbas pada elektabilitasnya di Pilkada Tangsel 2020.
 
Yang mana Rahayu Saraswati dengan sapaan akrab Sara itu mencurigai bahwa hal ini sebagai ‘Lagu Lama’ dalam catur politik, dalam hal ini Pilkada Serentak 2020.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Hashim Djojohadikusumo sebagai ayah dari calon wakil wali kota Tangsel, Rahayu Saraswati yang mencium adanya pola politik antara penangkapan Edhy Prabowo terhadap elektabilitas Rahayu Saraswati.
 
"Saya merasa ada motivasi politik tertentu untuk menjatuhkan nama keluarga kami," kata Hashim dalam konferensi pers terkait ekspor benih lobster di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta, Jumat. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
 
 
Kemudian dengan didampingi oleh kuasa hukumnya, Hotman Paris, Rahayu Saraswati sepakat bahwa pengaitan tersebut secara logika dapat digunakan untuk menjatuhkan elektabilitas dan kredibilitasnya pada Pilkada Tangsel, yang mana telah memunculkan namanya sebagai salah satu kontestan.
 
Oleh karena itu, Sara memandang pengaitan dirinya dalam kasus suap Edhy Prabowo itu memang sebagai 'lagu lama' yang sering terjadi dalam sebuah permainan percaturan politik.
 
"Ini lagu lama yang dimainkan. Apakah mempengaruhi elektabilitas? Sudah pasti. Dan orang-orang yang mempermainkan isu ini pasti tahu bahwa itu akan mempengaruhi," ujar Rahayu Saraswati.
 
 
Sara pun sebenarnya sangat menyayangkan tentang sebuah isu yang kembali muncul meski klarifikasi sudah dibuat jauh hari sebelumnya. Padahal PT Bima Sakti Mutiara, perusahaan yang terkait dirinya itu, sebetulnya hanya ingin berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai negara adikuasa (superpower) di bidang budidaya hasil laut itu dimana konsep yang diajukan mereka adalah 'Ocean Forest'.
 
Menurut anggota Komisi VIII DPR RI itu, wajar bila ayahnya berpendapat bahwa sebetulnya isu keterkaitan ini dibuat-buat oleh pihak-pihak yang memiliki niat jelek untuk menjatuhkan tingkat keterpilihan (elektabilitas)-nya dalam pilkada.
 
"Mungkin ya, mohon maaf, saya juga setuju dengan pak Hashim tadi kalau ada muatan politiknya. Kami terus-menerus dijadikan sasaran untuk tuduhan yang mana jika dikaitkan pemilu atau pilkada akan menggerus kredibilitas dan elektabilitas. Enggak perlu ditanya, itu sudah logikanya," kata Ponakannya Menhan RI Prabowo Subianto. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x