Kabar Baik, Berkat Sinergi Semua Pihak, Indonesia Bisa Lewati Masa Kritis Perekonomian

- 3 Desember 2020, 18:14 WIB
Kantor Bank Indonesia
Kantor Bank Indonesia /Bank Indonesia/


PR CIREBON – Setelah hampir satu tahun lamanya pandemi Covid-19 menyerang seluruh dunia dan merusak perekonomian global tak terkecuali Indonesia juga terdampak atas adanya pandemi Covid-19 ini.

Atas kondisi perekonomian yang carut marut, pemerintah Indonesia dengan tanggap mengupayakan solusi-solusi untuk mengembalikan perekonomian ke bentuk semula (stabil).

Upaya-upaya seperti Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang berupaya untuk memulihkan ekonomi dengan cara memberikan bantuan-bantuan kepada UMKM ataupun warga masyarakat yabg terdampak oleh Covid-19.

Baca Juga: Putri Jusuf Kalla Lapor Polisi, Refly Harun Sebut Pembuat Unggahan Harus Bisa Menjaga Etika

Setelah berbulan-bulan berupaya untuk mengembalikan kestabilan perekonomian nasional, akhirnya titik terang mulai muncul perlahan-lahan, dan masa kritis pandemi telah bisa ditanggulangi sedikit demi sedikit walaupun belum signifikan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan masa kritis pandemi Covid-19 sudah berlalu berkat sinergi yang mendorong stabilitas terjaga dan perekonomian mulai membaik setelah selama sembilan bulan berjuang melawan pandemi.

“Sinergi itu perlu kita perkuat untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi lebih baik ke depan menuju Indonesia maju,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo pada pembukaan Pertemuan Tahunan BI 2020 secara virtual di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Baca Juga: Waspada, PBB Nyatakan 2020 Sebagai Tahun Terpanas Kedua Dalam Sejarah

Gubernur BI berpendapat, masa kritis yang sudah dilewati itu mendorong perekonomian global meningkat pada 2021 setelah mengalami kontraksi 3,8 persen pada 2020, kemudian ekonomi dunia diproyeksi tumbuh 5 persen pada 2021.

Ia mengungkapkan sejumlah indikator membuat krisis terlewati di antaranya dukungan stimulus fiskal dan moneter yang besar dari sejumlah negara, termasuk di Amerika Serikat dan Tiongkok, serta mulai meningkatnya mobilitas manusia dan aktivitas perekonomian.

Tak hanya itu, lanjut Gubernur BI itu, ketidakpastian pasar keuangan global mereda, kemudian aliran modal asing ke negara berkembang karena melimpahnya likuiditas global, rendahnya suku bunga negara maju, serta tekanan nilai tukar dari dolar AS juga menurun.

Baca Juga: Karena Hak Cipta, Zlatan Ibrahimovic dan Ratusan Pesepakbola Siap Gugat EA Sports

Perekonomian di dalam negeri juga terlihat membaik dan diproyeksi tumbuh positif pada triwulan IV-2020 dan berlanjut pada 2021 dengan diperkirakan pertumbuhan ekonomi RI mencapai kisaran 4,8-5,8 persen.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga meningkat di seluruh daerah, lanjut dia, karena didukung kenaikan ekspor dengan perbaikan ekonomi global, konsumsi dengan stimulus belanja sosial pemerintah, investasi dengan stimulus belanja modal dan investasi swasta dengan UU Cipta Kerja.

“Meningkatnya mobilitas manusia dengan vaksinasi,” imbuh Gubernur BI Perry Warjiyo.

Baca Juga: Alami Trauma Berat, Korban Selamat Insiden Teroris di Sigi Enggan Pulang ke Rumah

Sementara itu, tingkat inflasi, berada pada level rendah yakni di bawah dua persen pada 2020 dan tetap terjaga pada kisaran tiga plus minus satu persen pada 2021 karena permintaan masih lemah, stabilitas rupiah dan koordinasi tim pengendalian inflasi pusat dan daerah.

Kemudian, kata dia, defisit transaksi berjalan diperkirakan rendah di bawah 1,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020 dan 2021, begitu juga cadangan devisa meningkat, stabilitas eksternal terjaga dan neraca pembayaran surplus.

“Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung menguat, didukung kebijakan stabilisasi BI, dan masuknya aliran modal asing, rupiah secara fundamental masih undervalued, dan berpotensi menguat dengan rendahnya inflasi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x