Aktivitas Gunung Berapi Meningkat di Indonesia, Warga Berbondong-bondong Mengungsi ke Tempat Aman

- 1 Desember 2020, 15:47 WIB
Letusan Gunung Berapi
Letusan Gunung Berapi /pixabay/Pexels

PR CIREBON - Pihak berwenang Indonesia memantau dengan cermat beberapa gunung berapi setelah sensor mendeteksi peningkatan aktivitas dalam beberapa pekan terakhir, mendorong untuk lakukan evakuasi ribuan orang.

Abu panas jatuh sejauh 3.000 meter di lereng Gunung Semeru pada Selasa pagi, 1 Desember 2020, memicu kepanikan di antara penduduk desa, kata Raditya Jati, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Abu dan belerang yang jatuh menyelimuti beberapa desa di sekitar lerengnya.

Gunung 3.676m di kabupaten Lumajang adalah gunung berapi tertinggi di pulau Jawa  yang merupakan pulau terpadat di Indonesia.

Baca Juga: Doakan Gubernur dan Wagub DKI Jakarta yang Terpapar Covid-19, Ini Harapan dr. Tirta

“Pihak berwenang masih berusaha mengevakuasi sekitar 550 orang yang tinggal di lereng gunung. Tidak ada laporan cedera atau kerusakan serius,” kata Jati, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari CNA.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia tidak menaikkan status siaga Semeru, yang sudah berada di level tertinggi ketiga sejak meletus pada Mei lalu. Penduduk desa dan turis disarankan untuk tinggal 4 km dari kawah.

Letusan Selasa terjadi dua hari setelah Gunung Ili Lewotolok melontarkan kolom awan panas setinggi 4.000m ke langit. Lebih dari 4.600 orang dievakuasi dari lereng gunung yang terletak di pulau Lembata di provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

Baca Juga: Terbongkar Sudah Seluruh Kasus Habib Rizieq, Dubes Arab Saudi Ungkap Rahasianya

Badan vulkanologi meningkatkan kewaspadaan Ili Lewotolok ke level tertinggi kedua pada hari Minggu setelah sensor mendeteksi peningkatan aktivitas. Gunung setinggi 1.423 meter itu bergemuruh sejak Oktober 2017.

Kementerian Perhubungan mengatakan peringatan penerbangan dikeluarkan setelah letusan dan bandara setempat ditutup karena hujan abu di banyak wilayah pulau itu.

Di bagian lain pulau Jawa, pihak berwenang telah mengevakuasi lebih dari 1.800 orang yang tinggal di lereng subur Gunung Merapi yang bergejolak sejak awal November menyusul peningkatan aktivitas vulkanik.

Baca Juga: Terungkap, Roy Suryo Sebut Kemiripan Gisel dengan Pemeran Video Syur 74 Persen Identik

Pemerintah daerah di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta memantau dengan cermat gunung tersebut setelah badan geologi menaikkan kewaspadaan Merapi ke level tertinggi kedua dan orang-orang disarankan untuk tinggal 5 km dari kawah.

Gunung 2.968m ini berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Yogyakarta. Sekitar seperempat juta orang tinggal dalam radius 10 km dari gunung berapi.

Merapi memuntahkan abu dan gas panas setinggi 6 km ke langit pada bulan Juni, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Letusan besar terakhirnya pada tahun 2010 menewaskan 347 orang dan menyebabkan evakuasi 20.000 penduduk desa.

Baca Juga: Meski Terkonfirmasi Positif Covid-19, Gubernur Anies Sebut Dirinya Akan Tetap Aktif Bekerja

Pihak berwenang di provinsi Sumatera Utara juga memantau Gunung Sinabung dengan cermat setelah sensor mendeteksi peningkatan aktivitas sejak Agustus. Penduduk desa disarankan untuk tinggal 5 km dari kawah dan waspada terhadap bahaya lahar.

Gunung-gunung tersebut termasuk di antara lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia yang rawan terjadi pergolakan seismik karena lokasinya di "Cincin Api" Pasifik, busur gunung berapi dan garis patahan di sekitar Samudera Pasifik.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x