Indikasi Adanya Politik Adu Domba Dalam Karangan Bunga, Hersubeno Pertanyakan Siapa Dalangnya?

- 27 November 2020, 13:21 WIB
Warga melihat karangan bunga berisi dukungan terhadap TNI-Polri dalam upaya penegakan protokol kesehatan memadati Markas Kodam Jaya,, Jakarta Timur, Senin 23 November 2020.
Warga melihat karangan bunga berisi dukungan terhadap TNI-Polri dalam upaya penegakan protokol kesehatan memadati Markas Kodam Jaya,, Jakarta Timur, Senin 23 November 2020. /ANTARA FOTO/ Reno Esnir/hp


PR CIREBON - Markas Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya yang sama-sama dibanjiri kiriman karangan bunga menyorot perhatian publik lantaran karangan bunga tersebut banyak yang tidak jelas pengirimnya.

Yang menarik dari banjirnya kiriman bunga tersebut ialah karena isi dan nama pengirimnya yang seperti memiliki kepentingan dan tujuan tertentu.

Menurut analisis Hersubeno Arief dalam youtube pribadinya @Hersubeno Point, karangan bunga tersebut bukan sekedar untuk mendukung Pangdam Jaya tetapi juga ada indikasi politik adu domba antara Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: Edhy Prabowo Ditetapkan Tersangka, KKP Tegaskan Layanan Masyarakat Tetap Berjalan

Pasalnya, isi pesan dalam karangan bunga tersebut mengarahkan pada pemberian dukungan untuk Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ariza Patria yang lebih mendukung pencopotan baliho.

Berbeda dengan Ariza yang memberikan pernyataan resmi untuk melakukan pencopotan baliho, Anies Baswedan justru hingga  saat ini belum memberikan komentar secara langsung terkait penurunan baliho tersebut.

Anies justru mengunggah poto buku yang diklaim sejumlah publik sebagai sindiran atas tindakan TNI yang menurunkan baliho sebagai indikasi telah matinya demokrasi.

Baca Juga: Kapan Tepatnya Vaksin Covid-19 Kemungkinan Besar Akan Tersedia di Asia?

Sebagaimana diketahui, buku yang dibaca Anies berjudul How Democracies Die menyebutkan bahwa salah satu gejala matinya demokrasi adalah ketika militer telah masuk dan ikut campur ke ranah sipil.

Pandangan dan respon antara Gubernur dan Wakilnya ini dinilai berbeda, dan karangan bunga tadi, menurut Hersubeno sebagai upaya untuk menyoroti perbedaan pandangan tersebut dan mengadu domba keduanya.

Banjirnya karangan bunga ini juga mengingatkan publik atas yang pernah terjadi pada Ahok saat dirinya kalah dalam Pilkada. Ahok juga dibanjiri kiriman bunga dari berbagai nama.

Baca Juga: Terbuat dari Bubuk Emas dan Berlian, Sabun Batang Termahal di Dunia dengan Harga Rp 39,5 Juta

Hal itu juga semakin mengundang kecurigaan publik bahwa ada cukong dibalik politik kiriman karangan bunga.

"Kira-kira siapa dibalik politik kiriman bunga ini?" tanya Hersubeno.

Hersubeno tidak menyebut secara eksplisit, namun Dia meyakini bahwa pasti ada yang mendalangi aksi pengiriman bunga tersebut. Karena karangan bunga yang harganya mahal itu tidak mungkin dibeli oleh rakyat biasa.

"Pasti Konglomerat yang membelinya" kata Hersubeno.***

 

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x