Masih Tertinggal di Bidang Teknologi Digital, Kemenkeu: Bisa Jadi Daya Ungkit Ekonomi Indonesia

- 24 November 2020, 11:01 WIB
Bendera Indonesia
Bendera Indonesia /@bimaaa/Unplash



PR CIREBON - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai bahwa teknologi digital akan menjadi daya ungkit perekonomian Indonesia untuk ke depannya.

Namun, menurut Staf Khusus bidang Perumusan kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Kemenkeu Maysita Crystalin,  Indonesia saat ini masih perlu meningkatkan daya saing digital dnegan tiga aspek dari digital competitiveness, yaitu knowlegde, teknologi dan future readiness.

"Indonesia masih berada di peringkat 56, kalau dibandingkan dengan Malaysia dan Tiongkok memang masih sedikit ketinggalan," katanya dalam diskusi daring bertema "Digital Transformation to Accelerate Indonesia's Economic Growth", dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA News.

Baca Juga: Roy Suryo Ungkap Pemeran Utama Video Syur Gisel, Kembali Pada Hasil Kepolisian

"Indonesia memiliki modal untuk tumbuh tinggi seiring dengan banyaknya penduduk di level usia muda dan rata-rata usia muda itu lebih mudah untuk mengadopsi tenologi baru, ini akan menjadi daya ungkit perekonomian digital ke depan," imbuh Maysita.

Akan tetapi menurut Maysita ketertinggalan tersebut juga merupakan suatu peluang bagi Indonesia bahwa pertumbuhan sektor digital masih cukup tinggi.

"Jadi perekonomian digital di Indonesia itu jelas akan sangat tinggi dan pandemi ini akan mengakselerasi adopsi digital oleh konsumen mmaupun produsen karena memang ternyata selama pandemi ini banyak institusi, termausk Kemenkeu yang menyadari bahwa banyak sekali aktivitas yang bisa dibuat lebih efesien dengan menggunakan digital," ungkapnya.

Baca Juga: Empat Fakta Terbaru Video Mirip Gisel, Asli Atau Palsu? Netizen Berlomba-lomba Cari Tahu

Masyita beranggapan bahwa jika seperti ini Indonesia akan memiliki pasar dan permintaan yang besar terhadap digital dan berpotensi terus ditingkatkan.

Selain itu, Masyita mengatakan melalui digital, kegiatan bisnis dapat menjadi lebih tangguh.

"Ada satu hal yang menarik perhatian kita semua, aktivitas digital di masa pandemi terjadi peningkatan pesat sektor-sektor yang mampu mengadopsi tata cara berbisnis yang lebih online atau lebih digital maka lebih sedikit kontraksinya," ucapnya.

Baca Juga: Ade Yasin Buka Suara Perihal Pencopotan Kapolres Bogor, AKB Roland Sosok Humanis

Dirinya menyampaikan peningkatan aktivitas digital paling tinggi terjadi di sektor pendidikan sebesar 19,4 persen, manufaktur sebesar 8 persen dan perdagangan sebesar 7,3 persen.

"Secara keseluruhan sektor usaha di Indonesia yang sudah menggunakan internet selama masa pandemi ini mencapai hampir 30 persen," jelas Maysita.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x