Nama Gus Mus Dicatut Buzzer Seolah Menyerang FPI, Ini Klarifikasi dari Puterinya

14 Desember 2020, 08:52 WIB
KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. /Instagram.com/@s.kakung
PR CIREBON - Beredar kutipan narasi yang mencatut nama KH Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus, di berbagai media sosial, khususnya oleh akun yang kontra dengan Front Pembela Islam (FPI).
 
Narasi yang dibagikan tak lain adalah puisi yang dibuat oleh Gus Mus, yang diedit dan dikaitkan seolah menyerang satu kelompok, yakni FPI.
 
Menanggapi hal tersebut, Ienas Tsuroiya yang merupakan puteri dari Gus Mus melakukan klarifikasi tertulis melalui akun Twitter pribadinya @tsuroiya pada Minggu malam, 13 Desember 2020
 
"Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yang baik. Jangan mencatut nama Abah saya, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus). Setidaknya sudah tiga tahunan ini kami dibuat repot gara-gara ulah kalian. Stop it!," ungkapnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitternya.
 

Baca Juga: Disindir UAS lewat Hadis, Mahfud MD Beri Tanggapan: Bagus, Itu Berlaku Juga Untuk UAS

Ienas mengatakan ada salah satu akun yang getol membagikan narasi dengan mencatut nama Gus Mus, yakni akun media sosial Kata Kita, yang bahkan telah melakukannya semenjak tahun 2018.
 
"Di tahun 2018, akun ini memposting  tulisan orang lain tapi namanya diganti nama Abah. Pasang foto beliau pula. Saya langsung komplain saat itu juga. Sempat ngeles, tapi ketika banyak yang mendukung saya, postingan hilang," katanya.
 
Namun, pasca kejadian yang menimpa organisasi masyarakat (ormas) FPI baru-baru ini, memunculkan lagi narasi yang mencatut nama Gus Mus, seolah-olah mendukung satu pihak dan menyerang FPI.
 
Baca Juga: Investigasi Jurnalis Senior Klaim Tidak Ada Baku Tembak Polisi vs FPI, Habib Husin: Bahaya Provokasi
 
"Tapi belakangan ini, tulisan itu beredar lagi, masih dengan nama dan foto Abah. Diklarifikasi satu, muncul lagi dan lagi. Karena penasaran, saya google lah judul tulisan itu. Ternyata yang muncul adalah postingan KataKita!. Ketika saya screenshot malam ini, sudah dibagikan lebih dr 2500x," ujarnya.
 
"Kasus lain: ada tulisan salah satu pendukung Pak Jokowi, namanya Iyyas Subiakto, surat terbuka kepada keturunan Arab. Diposting di Facebook. Tapi kemudian ada oknum yang menambahkan nama Abah di atasnya. Langsung viral. Dan kami pun kerepotan membantahnya," katanya.
 
Kasus yang menyangkut 'surat terbuka' tersebut, kata Ienas, sampai sekarang belum ketahuan siapa oknum yang mencatut nama ayahnya. Narasi tersebut juga masih sering dibagikan di WhatsApp.
 
Baca Juga: Ribuan Umat Islam Ciamis Geruduk Polresta Setempat, Nama Ciamis Trending Di Twitter
 
Bahkan, menurutnya, tulisan berjudul 'Ketika Agama Kehilangan Tuhan' yang mencatut nama Gus Mus pernah dimuat oleh salah satu media nasional. Namun, media tersebut sudah secara sportif meminta maaf. "Tapi KataKita? Sampai sekarang ngga pernah minta maaf, malah postingannya tetap ada. Jahat banget deh."
 
"Puisi Abah yang ditulis tahun 2005 lalu itu sifatnya universal, tidak menyerang satu kelompok tertentu. Seperti banyak puisi Abah yang lain, intinya mengajak introspeksi. Dakwah secara halus. Kalau menggabungkan suara beliau dengan video demo FPI, itu namanya mengadu-domba. 
 
"Apakah dengan menulis klarifikasi seperti ini, saya mendukung FPI? Oh, tentu tidak. Saya termasuk warga negara yang ikut resah menyaksikan sepak-terjang mereka selama ini, yang sering diwarnai kekerasan, meski dengan alasan 'nahi mungkar'. Googling saja, banyak korbannya," ungkapnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler