Intensitas Curah Hujan Tinggi Selama Oktober, Tiga Daerah Indonesia Patut Waspada Efek La Nina

- 18 Oktober 2020, 19:51 WIB
Ilustrasi La Nina.
Ilustrasi La Nina. /pixabay/ dexmac

PR CIREBON - Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan pemerintah daerah di tiga daerah patut mewaspadai dampak hujan lebat di wilayahnya. Ketiga provinsi tersebut yakni Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.

"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang," kata Raditya dalam keterangan tertulisnya, Minggu 18 Oktober 2020

Berdasarkan informasi potensi dampak hujan lebat, lanjutnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, tiga provinsi tersebut dengan status siaga. Prakiraan tersebut berlaku pada analisis cuaca pada 18 Oktober 2020, pukul 08.00 WIB, sampai dengan 19 Oktober 2020, pukul 07.00 WIB.

Baca Juga: Jelang Hari Santri, MPR: Kuatkan Persatuan di Tengah Perbedaan

Sedangkan pada status waspada, BMKG merilis provinsi dengan status tersebut, yakni Aceh, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.

Pada bulan ini, beberapa wilayah Indonesia memasuki musim hujan. Wilayah tersebut antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Pemerintah daerah dan setiap pihak patut waspada mengingat fenomena La Nina yang terjadi di wilayah nusantara. Salah satu dampak yang dipicu oleh fenomena ini yaitu peningkatan curah hujan yang berujung pada bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Hari Ke-20 Kampanye Pilkada 2020, Bawaslu: Pelanggar Protokol Kesehatan Meningkat Dua Kali Lipat

BMKG menganalisis berdasarkan catatan historis menunjukkan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Namun dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. BMKG merilis, pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera.

Kemudian, pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

 
Berdasarkan informasi dari BMKG Pusat, puncak fenomena La Nina diprediksikan terjadi pada Januari hingga Februari 2021, tetapi curah hujan tinggi sudah dimulai dari Oktober 2020 sehingga perlu waspada terhadap dampak dari yang ditimbulkan.
 
Curah hujan yang tinggi sangat berpeluang terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.  

Pada Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan, di antaranya peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x