Hari Ini 45 Tahun Lalu: Indonesia Raih Piala Uber Pertama, Suasana Haru Selimuti Istora Senayan

- 6 Juni 2020, 11:26 WIB
Tropi Piala Uber.
Tropi Piala Uber. /ANTARA/File AFP

PR CIREBON - Hari ini, 45 tahun yang lalu, tepatnya 6 Juni 1975, sejarah besar di dunia bulu tangkis nasional ditorehkan. Untuk kali pertama, Indonesia berhasil membawa pulang Piala Uber.

Seperti diketahui, Piala Uber merupakan simbol tertinggi supremasi di kancah dunia dalam bidang bulu tangkis putri. Sebuah catatan yang akan tetap dikenang. Apa lagi, untuk meraihnya Indonesia harus berjuang selama 16 tahun.

Dalam dua pergelaran sebelumnya, Indonesia hanya bisa sampai babak final. Di dua babak final itu, Piala Uber menjadi hak Jepang.

Baca Juga: Miliki Klaim Tumpang Tindih, Tiongkok Ajukan Negosiasi Laut China Selatan dengan Nine Dash Line

Di final Piala Uber 1975 pun, Indonesia menghadapi negara yang sama. Namun mampu meraih hasil yang berbeda. Indonesia menekuk sang juara bertahan Jepang dengan skor 5-2.

Kemenangan tersebut terasa istimewa, tidak hanya sebagai panggung pertama Indonesia merebut gelar dalam kejuaraan bulu tangkis beregu putri paling bergengsi sejagad tersebut, tetapi juga momen manis tersebut tercipta di hadapan publik sendiri di Istora Senayan, Jakarta.

Kala itu, tim Indonesia diisi oleh Theresia Widiastuty, Tati Sumirah dan Utami Dwi di sektor tunggal. Kemudian, pasangan Minarni Sudaryanto/Regina Masli memimpin sektor ganda bersama Imelda Wiguna/Theresia Widiastuty.

Baca Juga: Situasi Memanas, NU Sebut Demokrasi di AS Sedang Sekarat dan Tak Sekokoh yang Didengungkan

Indonesia yang berstatus sebagai tuan rumah mendapatkan keistimewaan untuk langsung berlaga di babak antar zona, tanpa melalui kualifikasi terlebih dahulu. Total ada 14 negara yang ikut serta mewakili zona Asia, Australia, Eropa, dan Amerika.

Di putaran pertama, Indonesia dengan mudahnya melibas habis tim Malaysia sebagai wakil Zona Asia dengan skor 7-0. Sedangkan Merah Putih cuma harus merelakan dua partai saat mengalahkan Inggris 5-2 di putaran kedua.

Sementara Jepang menjadi lawan Indonesia di partai final setelah mengalahkan Kanada 6-1 di putaran kedua. Skor-skor yang tercipta itu tak terlepas dari format Piala Uber yang pada saat itu masih menggunakan format lama dengan mempertandingkan tujuh nomor selama dua hari, yakni tiga nomor tunggal dan empat nomor ganda.

Baca Juga: Beredar Luas Video PKI Menyamar Sebagai Dokter yang Tangani Covid-19, Begini Faktanya

Keunggulan Indonesia pada pergelaran Piala Uber ketujuh itu memang ditentukan lewat sektor ganda yang berhasil menyumbangkan empat dari lima poin kemenangan. Hanya Tati Sumirah yang sukses meraih poin lewat pertarungan melawan Atsuko Tokuda 11-5, 11-2.

Meski sudah unggul empat poin atas Jepang, rupanya tak lantas membuat pasangan Tuty/Imelda yang bermain di partai terakhir tak berusaha memberikan perlawanan gigih. Melalui duel ketat, Tuty/Imelda berhasil menundukkan Takenaka/Aizawa 17-14 di set pertama sebelum menutup set kedua dengan kemenangan telak 15-0. Demikian hasil penelusuran Kantor Berita Antara.

Publik Istora pada Jumat malam itu dibuat terharu dengan kemenangan yang ditutup secara paripurna itu untuk kemudian memboyong Piala Uber pertamanya menjadi milik Indonesia untuk diperebutkan kembali tiga tahun mendatang.

Baca Juga: Miliki Klaim Tumpang Tindih, Tiongkok Ajukan Negosiasi Laut China Selatan dengan Nine Dash Line

Sayang, harapan membawa kembali Piala Uber itu gagal terpenuhi pada edisi 1978 di Auckland dan 1981 (Tokyo). Indonesia harus rela menelan pil pahit setelah lagi-lagi dikalahkan Jepang di babak final.

Torehan manis tersebut baru dapat terulang pada Piala Uber 1994 di Jakarta. Pada tahun tersebut pula, Indonesia sukses kawin gelar Piala Thomas dan Uber.

Kejayaan tersebut kembali terulang pada ajang Piala Thomas-Uber 1996 di Hong Kong. Namun, catatan bagus tim Piala Thomas tak mampu diikuti tim putri sehingga kemenangan di Piala Uber 1996 menjadi gelar ketiga sekaligus terakhir terakhir bagi tim putri Indonesia hingga saat ini.

Baca Juga: Situasi Memanas, NU Sebut Demokrasi di AS Sedang Sekarat dan Tak Sekokoh yang Didengungkan

Raihan terbaik skuat putri Indonesia selanjutnya hanya menjadi runner up pada pergelaran Piala Uber 1998 dan 2008 usai dikalahkan China. Sisanya, jelas tak ada yang patut dikenang lantaran untuk menjajaki perempat final saja sudah kepayahan.

Editor: Gugum Rachmat Gumilar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x